Pertamina Habiskan Rp 400 Miliar untuk Depot Avtur Kertajati

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 03 Jun 2015 13:15 WIB
"Selesainya pembangunan depot ini menyesuaikan dengan penyelesaian pembangunan bandara di 2017," ujar Dwi Soetjipto, Dirut Pertamina
Sebuah truk tanki Pertamina melintas di depan pesawat milik maskapai penerbangan Citilink, di apron Bandara Internasional Juanda Surabaya. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) membutuhkan dana sebesar Rp 400 miliar untuk membangun depot pengisian pesawat udara (DPPU) Bandara Internasional Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Dana sebesar itu nantinya akan ditanggung bersama dengan Badan Usaha Milik Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat sesuai permintaan Gubernur Ahmad Heryawan.

“Selesainya pembangunan depot ini menyesuaikan dengan penyelesaian pembangunan bandara di 2017, jadi akan memakan waktu dua tahun untuk menyelesaikannya,” kata Dwi dikutip dari laman Pertamina, Rabu (3/6).

Dwi mencatat, saat ini Pertamina telah mengelola sebanyak 62 depot avtur di seluruh Indonesia dengan produk utama yang dijual adalah avtur dan avgas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saat ini konsumsi avtur nasional berada di kisaran 4 juta kiloliter (kl) per tahun. Dalam beberapa tahun ke depan, pertumbuhan permintaan avtur akan naik sampai 6 persen,” kata Dwi.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menilai depot avtur di bandara senilai Rp 24,5 triliun tersebut menjadi salah satu fasilitas penunjang bagi kebutuhan operasional maskapai penerbangan yang akan terbang dari dan menuju Bandara Kertajati.

“Tanpa didukung depot, pesawat tidak dapat terbang tanpa avtur yang dipasok oleh Pertamina,” ujarnya.

Sebelumnya, Ahmad berharap proses pembangunan terminal pertama bandara Kertajati bisa dimulai Agustus 2015 setelah proses pembebasan lahan hampir seluruhnya selesai dilakukan.

Menurut Aher, sapaan akrabnya, Bandara Kertajati membutuhkan lahan seluas 1.800 hektare. Sejauh ini, luas lahan yang telah dibebaskan sekitar 1.000 hektare atau 55,5 persen dari total lahan secara keseluruhan.

Meskipun masih banyak lahan dibutuhkan, Ahmad optimistis dalam tiga bulan ke depan seluruh lahan dapat dibebaskan. "Kami memang ingin mempercepat pembangunan Kertajati karena kami butuh bandara internasional tersendir," tuturnya.

Ahmad mengatakan selama ini masyarakat Majalengka dan Ciamis harus menempuh perjalanan 12 jam untuk mencapai Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Karenanya, keberadaan Badara Internasional Kertajati menjadi sangat penting bagi roda ekonomi Jawa Barat karen ajuga dapat difungsikan sebagai jalur distribusi hasil manufaktur.

"Bandara ini diharapkan bisa membantu penyaluran hasil manufaktur dari Jabar karena 53 persen hasil industri Indonesia berasal dari provinsi ini," jelasnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER