Butuh Suntikan Modal, Modernland Rilis Obligasi Rp 1 Triliun

CNN Indonesia
Rabu, 03 Jun 2015 15:41 WIB
Sepanjang kuartal I 2015 Modernland membukukan laba bersih sebesar Rp 181,37 miliar, turun 53,5 persen dari triwulan pertama tahun sebelumnya Rp 390,24 miliar.
Pengunjung melihat pameran properti di Jakarta, Selasa, 5 Mei 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Modernland Realty Tbk (MDLN) menargetkan pembiayaan sebesar Rp 2 triliun pada tahun ini melalui penerbitan obligasi berkelanjutan. Untuk tahap pertama, perusahaan properti ini segera merilis surat utang senilai Rp 1 triliun dengan tingkat kupon berkisar 11,4 persen hingga 12,5 persen.

Terdapat dua seri obligasi tahap I MDLN yang akan diterbitkan. Untuk seri A memiliki tenor 36 bulan atau tiga tahun dengan tingkat kupon diperkirakan sekitar 11,4 persen-12,4 persen. Sementara untuk seri B memiliki tenor 60 bulan atau lima tahun, dengan kupon yang ditawarkan 11,5 persen-12,5 persen.

William Honoris, Direktur Utama PT Modernland Realty Tbk mengatakan dana hasil obligasi tahap pertama ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis properti perseroan serta refinancing dan penyertaan modal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dana hasil obligasi rencananya sebanyak Rp 250 miliar untuk pelunasan Obligasi II Modernland Realty Tahun 2012. Sisanya Rp 750 miliar nanti digunakan untuk pembelian lahan dan pengembangan di bidang properti di wilayah Jabodetabek. Kita juga mengalokasikan untuk penyertaan modal ke anak usaha,” tuturnya dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (3/6).

Apabila proses berjalan lancar, lanjut William, pencatatan obligasi berkelanjutan tahap pertama MDLN di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dilakukan pada 8 Juli 2015.

"Kami harapkan sudah mendapat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 26 Juni mendatang," kata William.

Selaku penjamin emisi, PT Mandiri Sekuritas optimistis obligasi berkelanjutan MDLN akan terserap pasar. Direktur Mandiri Sekuritas, Teguh Wirahadikusumah menjelaskan antisipasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menjadi faktor yang diyakini menarik minat investor pasar modal untuk memilikinya.

"Jadi investor antisipasi kenaikan The Fed rate. Kami optimistis terserap pasar," ujar Teguh.

Laba Tergerus

Freddy Chan, Direktur Modernland, menambahkan hingga akhir tahun ini Modernland menargetkan penjualan sebesar Rp 5,4 triliun. Selama tiga bulan pertama 2015, perseroan telah mencatatkan angka penjualan sebesar Rp 1,46 triliun atau 27 persen dari target.

"Secara total kalau dibandingkan realisasi penjualan 2014 yang sebesar Rp 2,9 triliun, tentu kita yakin tahun ini lebih gencar pertumbuhan permintaan properti. Karena tahun lalu ada pemilu jadi para investor masih menahan diri," jelas Freddy.

Sebagai informasi, sepanjang kuartal I 2015 Modernland membukukan laba bersih sebesar Rp 181,37 miliar, turun 53,5 persen dari triwulan pertama tahun sebelumnya Rp 390,24 miliar. Padahal perseroan mencatat pendapatan Rp 906,27 miliar, naik dari perolehan kuartal I 2014 yang sebesar Rp 788,9 miliar.

Meski pendapatan naik, beban pokok Modernland juga mengalami kenaikan sebesar 34,2 persen menjadi Rp 470,11 miliar. Dengan demikian, laba kotor perseroan turun tipis menjadi Rp 436,15 miliar dari sebelumnya Rp 438,6 miliar.

Perseroan juga menanggung lompatan beban penjualan sebesar 239 persen menjadi Rp 28,11 miliar. Hal itu ditambah beban umum dan administrasi yang naik 17,5 persen menjadi Rp 64,2 milir, serta beban operasi lain yang membengkak lebih dari 100 kali lipat menjadi Rp 180,9 miliar dari sebelumnya Rp 1,57 miliar.

Per kuartal I 2015, perseroan memiliki total aset Rp 10,99 triliun. Adapun kas dan setara kas perseroan turun menjadi Rp 537,19 miliar dari sebelumnya Rp 582,5 miliar. Sementara itu, liabilitas Modernland naik menjadi Rp 5,47 triliun dari sebelumnya Rp 5,11 triliun. Ekuitas juga naik menjadi Rp 5,5 triliun dari sebelumnya Rp 5,33 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER