Jakarta, CNN Indonesia -- Menjelang puasa dan lebaran, harga-harga kebutuhan pokok mulai menunjukan kenaikan, terutama bahan pangan. Hal itu tercermin dari inflasi bulan lalu yang mencapai 0,5 persen akibat kenaikan harga seluruh kelompok pengeluaran.
Untuk mengantisipasi kelangkaan pasokan bahan pangan yang bisa memicu lonjakan harga, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Rabu (3/6). Delapan instruksi stabilisasi harga dan pasokan pangan pun meluncur dari mulut sang Presiden, salah satunya adalah menjadikan impor sebagai opsi yang dipilih paling akhir.
Hanya beberapa menit setelah rapat terbatas ditutup, Menteri Perdagangan (Mendag) Rahmat Gobel langsung dicecar pertanyaan oleh para pekerja media. Membuka keran impor daging sapi, cabai, dan bawang merah menjadi solusi instan yang dipilih mantan pengusaha elektronik itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan persediaan dalam negeri selalu jadi tolok ukur pemerintah sebelum mengeluarkan kebijakan impor. Apabila stok tidak mencukupi, maka impor terpaksa harus dilakukan guna mengendalikan harga.
Entah karena tergesa-gesa atau memang tidak mengerti, Rahmat mengaku tak paham ketika diminta menjelaskan maksud keamanan pangan yang selalu jadi alasan impor. "Saya kurang paham," katanya.
Soal impor daging sapi, Rahmat mengaku telah mengelurkan izin kepada 11 importir untuk mendatangkan daging sapi khusus dari Australia. Alasannya sederhana, karena produksi daging sapi domestik tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih tinggi.
Demikian halnya dengan impor cabai dan bawang merah. Mendag berdalih stabilisasi harga dan pasokan kedua bahan pangan itu jadi alasan utama pemerintah membuka keran impor.
Sayangnya, ketika ditanya berapa tingkat produksi sapi dalam negeri, Rahmat kembali mengaku tidak tahu angkanya. Menurutnya, itu merupakan kewenangan Menteri Pertanian untuk menjelaskan.
"Sapi itu kita ada, tapi milik peternak yang belum tentu mau dijual. Tidak seperti kebutuhannya. Dia akan menjual sesuai kebutuhan para peternak itu sendiri. Jadi kita tidak bisa hitung," elaknya.
Begitu pula ketika disinggung mengenai rata-rata harga cabai dan bawang merah saat ini di dalam negeri. Rahmat tidak bisa menjawab dan dengan polosnya mengaku tidak tahu.
"Saya juga tidak tahu pasti, karena harga didaerah berbeda-beda," katanya.
Namun, dia memastikan posisi terakhir harga cabai dan bawang merah sudah melebihi harga referensi pemerintah. Kendati tidak tahu berapa harga rata-ratanya, sikap Rahmat Gobel sudah tegas, "Keputusannya harus impor."
(ags)