Rupiah Lemah, Harga Ayam Goreng KFC Bakal Naik 3-5 Persen

CNN Indonesia
Senin, 08 Jun 2015 16:09 WIB
Biaya produksi PT Fast Food Indonesia Tbk melonjak karena bahan baku yang digunakan masih banyak yang diimpor.
Gerai restoran cepat saji KFC di Bandung Supermall. (Dok. Wikipedia/Irwandy)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Fast Food Indonesia Tbk, pemegang hak waralaba tunggal merek restoran cepat saji KFC berencana menaikkan harga jual ayam goreng dan produk makanan minuman lain yang dijual akibat melonjaknya biaya produksi. Bumbu rahasia ayam goreng KFC yang masih diimpor menjadi sangat mahal akibat rupiah yang melemah belakangan ini.

Corporate Secretary Fast Food Indonesia J. Dalimin Juwono menyatakan perusahaannya bakal menaikkan harga jual karena pelemahan rupiah dan juga adanya inflasi. Meski begitu, dia menyatakan masih terus melihat kondisi daya beli masyarakat.

“Mungkin harga jual akan kami naikkan sekitar 3-5 persen. Kami lihat terus daya beli masyarakat terkait hal ini,” ungkapnya usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Crowne Plaza, Jakarta, Senin (8/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juwono mengatakan terus menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) membuat beban impor yang harus dibayarkan perusahaan semakin besar.

“Impor kami terutama terkait mesin yang sesuai standar lisensi AS dan bahan baku, seperti bumbu rahasia KFC,” jelasnya.

Dari sisi kinerja, emiten berkode saham FAST tersebut membukukan laba bersih 2014 sebesar Rp 152,05 miliar atau Rp 76 per saham. Laba bersih tersebut turun sebesar 2,71 persen dibandingkan dengan raupan 2013 senilai Rp 156,29 miliar atau Rp 78 per saham.

Padahal, penjualan perseroan mengalami kenaikan dari Rp 3,96 triliun pada 2013 menjadi Rp 4,21 triliun di 2014. Penjulan makanan dan minuman masih memberikan konstribusi terbesar di tahun 2014 dan 2013 masing sebesar Rp 4,14 triliun dan Rp 3,84 triliun.

Sementara itu pendapatan lainnya sebesar Rp 71,96 miliar pada 2014 dan mencapai Rp 123,30 miliar di tahun sebelumnya. Namun sayangnya hal itu diikuti peningkatan beban pokok perseroan dari Rp 1,57 miliar menjadi Rp 1,67 miliar. Hal itu ditambah beban usaha yang mengalami kenaikan dari Rp 2,18 triliun menjadi Rp 2,34 triliun.

Sampai akhir 2014, gerai KFC yang dikelola Fast Food Indonesia di tanah air mencapai 466 unit. Rinciannya, 76 gerai di Sumatera, 300 gerai di Jawa-Bali-Nusa Tenggara, 26 gerai di Kalimantan, 35 gerai di Sulawesi, dan 11 gerai di Maluku-Papua.

Dividen dan Komisaris

Dalam RUPS tersebut, para pemegang saham Fast Food Indonesia menyepakati adanya pembagian dividen dari laba bersih 2014. Pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2014 diputuskan sebesar Rp 30 per lembar saham, atau senilai total Rp 59,85 miliar untuk 1,99 miliar saham.

“Dividen tunai akan dibagikan pada 10 Juli 2015,” ujar Juwono.

Selain itu, dalam RUPS kali ini perseroan juga melakukan perubahan susunan Dewan Komisaris. Pasalnya, Wakil Komisaris perseroan Dick Gelael meninggal dunia pada 4 September 2014.

“Rapat mengusulkan untuk mengangkat Noni Gelael Barki untuk menggantikan Dick Gelael selaku Wakil Komisaris Utama,” jelasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER