Pangkas Produksi, Chandra Asri Optimistis Tetap Kantongi Laba

CNN Indonesia
Senin, 08 Jun 2015 20:31 WIB
Pengembangan kapasitas pabrik yang menghabiskan dana US$ 380 juta mengharuskan Chandra Asri menghentikan produksi produk turunan naphtha.
Menteri Perindustrian Saleh Husin (tengah) saat mengunjungi pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon, Banten akhir tahun lalu. (Dok. Chandra Asri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk berencana untuk menghentikan produksi produk turunan naphtha sebesar 150 ribu ton secara rata-rata tahunan pada Agustus hingga November mendatang. Penghentian produksi menyusul dilakukannya pemeliharaan rutin (overhaul) empat tahunan, dibarengi dengan pengintegrasian ekspansi pabrik turunan naphtha (tie in) yang dijadwalkan selesai pada Desember 2015.

Hal tersebut mengharuskan manajemen perusahaan mengoreksi target produksi produk turunan naphtha tahun ini. Kendati demikian, perusahaan tetap optimistis dapat membukukan kinerja yang baik hingga akhir tahun dengan menjaga margin yang cukup tinggi.

“Kami harap dengan adanya perbaikan pabrik ini pada bulan ke depan akan memberikan manfaat jangka panjang, dan dengan margin yang kami jaga sekarang masih bisa memberikan efek positif kepada laporan keuangan meskipun ada penurunan produksi di semester II," jelas Sekretaris Perusahaan Chandra Asri Suryandi di Jakarta, Senin (8/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data yang dimiliki perusahaan, gross margin yang tercipta pada kuartal I 2015 adalah sebesar 4,7 persen, atau lebih tinggi 47 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu dengan besaran 3,2 persen. Dengan mempertahankan besaran margin seperti ini, manajemen yakin laba perusahaan dapat bertahan atau bahkan lebih besar dibanding tahun lalu.

Sebagai informasi, tahun lalu perusahaan membukukan laba bersih sebesar US$ 18,2 juta atau meningkat 65,4 persen dibanding tahun sebelumnya dengan nilai US$ 11 juta. Namun Suryandi enggan membeberkan target laba perusahaan tahun ini.

"Secara kuantitas produksi, memang ada koreksi tahun ini dan kami tak bisa mengompensasi hal tersebut pada periode yang sama. Tapi perluasan pabrik turunan naphtha ini akan berdampak baik untuk jangka panjang, dan bahkan bisa mengurangi ketergantungan impor atas produk turunan naphtha," tambahnya.

Proyek perluasan pabrik pengolahan naphtha yang berlokasi di Cilegon, Banten ini bernilai US$ 380 juta dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi mencapai 43 persen. Dengan kata lain, diharapkan produksi ethylene bisa meningkat dari 600 ribu ton per tahun ke 860 ribu ton per tahun dan prophylene dari 320 ribu ton per tahun menuju 470 ribu ton per tahun.

Selain itu, produksi Py-Gas diharapkan bisa meningkat dari 280 ribu ton per tahun menjadi 400 ribu ton per tahun dan Mixed C4 sebesar 315 ribu ton per tahun dari 220 ribu ton per tahun.

Hingga April 2015, Suryandi mengatakan bahwa perkembangan proyek sudah mencapai 83 persen dari target. Demi menyempurnakan proyek tersebut, perusahaan harus memberhentikan produksi sementara dari Agustus hingga November mendatang, yang menyebabkan pengurangan produksi produk olahan Naphtha sebesar 25 persen pada tahun ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER