US$ 1 Setara 35 Ribu Triliun, Zimbabwe Hapus Mata Uangnya

Deddy S | CNN Indonesia
Minggu, 14 Jun 2015 08:36 WIB
Ada satu mata uang yang luar biasa buruk nilainya kalau dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat, yaitu dolar Zimbabwe.
Satu lembar 100 triliun dolar Zimbabwe. (Dok. Common.wikimedia.org)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar dolar terhadap mata uang asing terus menguat akhir-akhir ini. Tapi ada satu mata uang yang luar biasa buruk nilainya kalau dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat, yaitu dolar Zimbabwe.

Negara yang berada di selatan benua Afrika itu memutuskan untuk sama sekali menghapus mata uang lokal itu dari sistem pembayaran dalam negeri. Setiap warga negara diharuskan menukarkan dolar Zimbabwe miliknya dengan dolar Amerika Serikat.

Tapi nilai tukarnya itu yang bikin mata terbelalak. Satu dolar Amerika Serikat dihargai sebesar 35 ribu triliun dolar Zimbabwe. Kalau dalam angka, penulisannya begini: Z$ 35.000.000.000.000.000 untuk tiap US$ 1.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zimbabwe sudah berniat ‘membuang’ mata uangnya sejak 2009 setelah terjadinya inflasi luar biasa tinggi yang menyebabkan nilai mata uang itu rendah bukan kepalang.

Kebanyakan transaksi sejak 2009 dilakukan dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Tapi ternyata masih ada dolar Zimbabwe yang beredar dan bank sentral negara itu bermaksud untuk menghapusnya.

Seperti dilansir CNN Money, Jumat (12/6), setiap orang Zimbabwe diberi batas waktu menukarkan duit dolar lokalnya sampai September mendatang.

Zimbabwe dilanda krisis ekonomi yang mendalam setelah Presiden Robert Mugabe mengeluarkan kebijakan radikal soal distribusi tanah pada akhir 1990-an sampai awal 2000-an.

Di tengah terganggunya pasokan kebutuhan pokok, bank sentral tetap mencetak mata uang lokal untuk mendanai defisit anggaran. Alhasil, harga-harga melonjak tinggi.

Pada puncak krisis, harga naik dua kali lipat saban 24 jam.

Ahli ekonomi di Cato Institute memperkirakan inflasi bulanan di Zimbabwe mencapai 7,9 miliar persen pada 2008. Pemerintah sendiri sudah ‘menyerah’ untuk menghitung inflasi itu.

Krisis juga menyebabkan angka pengangguran naik tinggi dan layanan publik lumpuh. Menurut Bank Dunia, perekonomian Zimbabwe anjlok sampai 18 persen pada 2008.

Tapi ketika Zimbabwe mulai memperkenalkan mata uang lain sebagai pengganti, perekonomian negeri itu mulai membaik. GDP-nya naik 3,2 persen pada 2014. Tahun ini GDP kembali melambat. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER