Dolar AS Berpeluang Menguat Terbatas

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Minggu, 03 Mei 2015 14:59 WIB
Di sisi lain, belum jelasnya potensi penaikan suku bunga AS (Fed rate) dinilai mampu meredam pelemahan rupiah terhadap dolar AS lebih dalam.
Ilustrasi mata uang dolar Amerika Serikat. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bakal kembali melemah setelah turun hingga 45 poin dalam sepekan terakhir. Di sisi lain, belum jelasnya potensi penaikan suku bunga AS dinilai mampu meredam pelemahan rupiah.

Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan penguatan mata uang dolar AS sudah terlihat sejak 21 Oktober 2014. Sejak itu dolar AS terus menunjukkan tren penguatan dengan level di atas Rp 12.000, bahkan sempat menembus Rp 13.000.

"Setelah bergerak sesuai perkiraan dalam dua minggu terakhir, di mana dolar AS berpeluang menguat, minggu ini kami perkirakan dolar AS kembali menguat terbatas terhadap rupiah," ujarnya dalam riset, Minggu (3/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pekan depan dolar AS bakal bergerak di level resistance kisaran Rp 13.000 sampai Rp 13.185. Sementara itu, level support dolar AS ada di level Rp 12.880 sampai Rp 12.800 dengan kecenderungan berkonsolidasi dan kembali menguat.

Sementara itu, Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia mengatakan, berbeda dengan IHSG yang melemah, laju rupiah di awal pekan ini mampu berbalik positif. Menurutnya, pergerakan ini agak sedikit berbeda dengan periode sebelumnya ketika mendekati pertemuan The Fed yang biasanya akan melemah.

“Tampaknya, pelaku pasar saat itu berasumsi pada pertemuan The Fed nantinya yang belum akan mengumumkan kenaikan fed rate. Seperti biasa, jelang pertemuan The Fed laju rupiah kembali mengalami ujian,” ujarnya dalam riset.

Kali ini pun, lanjut Reza, pergerakannya hampir menyamai periode-periode sebelumnya jelang pertemuan The Fed. Meski pihaknya menyangsikan akan adanya sesuatu hal yang baru terkait dengan hal-hal yang akan disampaikan oleh Gubernur Yellen, tetapi sudah menjadi historikal bagi Rupiah yang cenderung melemah setiap jelang pertemuan The Fed.

“Sepanjang perjalanan masih berada di zona merah seiring dengan masih maraknya aksi beli dolar AS terimbas penantian pertemuan The Fed,” jelasnya.

Di sisi lain, katanya, laju rupiah tertolong oleh laju euro yang mampu berbalik menguat karena pelaku pasar mulai mengurangi kekhawatiran akan penyelesaian masalah utang Yunani dan perkiraan belum akan adanya sesuatu hal yang baru dari pertemuan The Fed, terutama potensi kenaikan suku bunganya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER