Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku Indonesia masih lebih banyak mengimpor sayur dan buah dari luar negeri dibandingkan mengekspor hasil produksi lokal. Namun, pemerintah mengklaim permintaan untuk buah dan sayur lokal meningkat karena tren penurunan impor dan kenaikan ekspor produk hortikultura dalam beberapa tahun terakhir.
“Indikasinya, di dalam negeri, impor buah dari luar negeri dan impor sayur itu menurun. Indikasi kedua adalah produk-produk buah dan sayur kita juga diminati di mancanegara walaupun masih kecil,” tutur Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina ketika ditemui usai menghadiri sebuah acara di Tangerang, Jumat (12/6).
Diakuinya, Indonesia masih lebih banyak mengimpor sayur dan buah dari luar negeri dibandingkan mengekspor hasil produksi lokal. Meskipun demikian, Srie optimistis ke depannya, gap antara impor dan ekspor produk hortikultura dapat mengecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Kemendag, baik dari segi volume maupun nilai impor buah dan sayuran tahun lalu terlihat masih mengalami kenaikan. Dari segi volume, impor produk hortikultura naik sekitar 9 persen menjadi 1,31 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya. Dari segi nilai, impor produk hortikultura juga naik sekitar 9 persen menjadi US$ 1,42 miliar dibandingkan tahun 2013.
Kendati demikian, apabila melihat data kuartal pertama tahun ini, impor buah dan sayur sudah terlihat menurun. Tercatat, impor buah dan sayur pada triwulan pertama 2015 sebesar 259 ribu ton atau turun 29,2 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan dari segi nilai, kuartal pertama tahun ini impor produk hortikultura sebesar US$ 250,6 juta atau turun sekitar 28,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 352,1 juta.
Sementara itu, ekspor buah dan sayuran tahun 2014 tercatat sebesar 957,5 ribu ton atau naik 33,5 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan dari sisi nilai, ekspor buah dan sayuran lokal tahun lalu tercatat US$ 716,6 juta atau naik 52,7 persen dari tahun sebelumnya.
Pada kuartal pertama tahun ini pun, ekspor buah dan sayur masih menunjukkan tren kenaikan yang sama. Tercatat, ekpor buah dan sayur pada tigabulan pertama tahun ini mencapai 303,4 ribu ton, atau naik 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan nilai US$ 213,1 juta atau naik 43 persen.
Adapun buah dan sayur yang banyak diimpor antara lain apel, jeruk, anggur, bawang putih dan kacang-kacangan yang berasal dari beberapa negara asal impor utama diantaranya Tiongkok, Amerika Serikat, dan Thailand. Sedangkan, untuk buah dan sayur yang banyak diekspor adalah pisang, manggis, kol, dan beberapa jenis kacang. Buah dan sayur tersebut diekspor ke beberapa negara diantaranya Pakistan, Vietnam, Tiongkok, Filipina, dan Singapura.
Pasar Kelas Menengah ke AtasDalam kesempatan yang sama, Srie mengungkapkan, peluang untuk petani lokal menggarap permintaan buah dan sayur untuk kelas menengah ke atas masih terbuka lebar.
“Permintaan mereka (kelas menengah ke atas) itu mulai beda. Jadi bukan pemenuhan buah dan sayur saja, tetapi pemenuhan buah yang organik, sayur yang organik, makanan yang tanpa pestisida, makanan yang sehat,” tutur Srie.
Oleh karenanya, Srie mengimbau petani lokal untuk mulai meningkatkan kualitas, tidak hanya terfokus pada upaya peningkatan kuantitas produksi.
(gir/gir)