Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menilai ditunjuknya Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri untuk membantu Tim Satuan Tugas (satgas) Anti
Illegal Fishing merupakan hal yang wajar. Pasalnya, Faisal dinilai sebagai sosok yang memahami dunia bisnis di tanah air, yang disebutnya sebagai dunia ‘remang-remang’.
“Beliau sangat tahu dunia bisnis di Indonesia yang remang-remang,” tutur Susi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (15/6).
Dengan pengalaman Faisal sebagai mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas serta latar belakangnya di bidang ekonomi, Susi berharap Faisal dapat membantu tim yang diketuai Mas Achmad Sentosa tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, tim akan memberikan rekomendasi kepada Susi dan pejabat terkait guna menentukan arah kebijakan di bidang pengelolaan kelautan dan perikanan.
“Faisal bisa kita pakai untuk membantu di urusan
public policy-nya, aturan-aturannya bersama pak Ota (Mas Achmad Sentosa),” ujarnya.
Dalam wawancara terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarif Widjaya menyatakan apreasiasinya atas ditunjuknya Faisal. Menurutnya, Faisal merupakan sosok yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh tim.
“Siapapun yang punya kompetensi, punya capacity dan ada willingness untuk melakukan suatu perubahan dan perbaikan, kita akan terbuka dan sangat mendukung, apalagi Pak Faisal Basri punya pengalaman dan punya kompetensi, ya kita dengan senang hati bergabung,” ujar Sjarif.
Siap MembantuSementara Faisal Basri menyatakan siap membantu pekerjaan Susi Pudjiastuti dengan menjadi penasihat Tim Satuan Tugas Anti
Illegal Fishing. Nantinya, Faisal akan mengambil peran memberi masukan kepada Satgas yang berkaitan dengan bidang ekonomi, serta menakar nilai dan dampak
illegal fishing terhadap perekonomian Indonesia.
"Betul saya diminta dan bersedia," ujar Faisal saat dihubungi.
Faisal mengungkapkan, saat ini dirinya sedang mematangkan kerangka kerja yang akan menjadi masukan untuk Satgas. Meski begitu, ia masih enggan membicarakan lebih detil mengenai fokus kerangka kerjanya.
"Saya sedang menyusun kerangka kerja dan belum ada yang bisa dikatakan. Insya Alah akhir bulan selesai," tuturnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Satgas Yunus Husein mengatakan Tim Satgas
Illegal Fishing juga akan berfokus pada upaya membongkar tindakan kriminal yang kerap terjadi di sektor kelautan dan perikanan.
"Kita juga akan bekerja mengulik isu organisasi kriminal di bidang kelautan dan perikanan," kata Yunus.
Sebagai informasi, Tim Satgas Anti
Illegal Fishing dibentuk pada Desember 2014. Anggotanya terdiri dari perwakilan berbagai lembaga diantaranya KKP, Kepolisian, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
(gen)