Jakarta, CNN Indonesia -- Langkah tegas Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberantas para pencuri ikan di perairan Indonesia tidak menggentarkan para pemilik kapal asing untuk terus melakukan kejahatan. Modus baru yang digunakan, adalah menjanjikan para nelayan lokal untuk bisa memperoleh bahan pokok asal bersedia membantu mencuri ikan.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Riau Rahmad Ramadhan yang memastikan bantuan nelayan asal Kepulauan Riau dapat dengan mudah diperoleh para pemilik kapal berbendera Malaysia.
"Dua minggu lalu ada beberapa kapal ditangkap di Bengkalis yang Anak Buah Kapal (ABK) nya berasal dari Malaysia," kata Ramadhan di kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (7/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan para nelayan asing itu sangat piawai memanfaatkan masyarakat lokal untuk memperlancar aksinya. "Mereka sangat canggih memanfaatkan masyarakat lokal. Seolah kapal (yang mereka tumpangi) milik orang Indonesia. Tapi memang, kalau tidak jeli, tidak ketahuan,” ujar Ramadhan.
Menurut Ramadhan antara warga Malaysia dan Riau memiliki bahasa yang hampir serupa sehingga modus ini sulit terdeteksi. "Bahasa yang digunakan sedikit mirip, (bahasa) Melayu Riau dengan (bahasa) Melayu Malaysia tidak jauh berbeda. Membuat penjaga sulit membedakan," tuturnya.
Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik menambahkan, para nelayan asing perlu bekerja sama dengan nelayan lokal untuk mengelabui penjaga setempat yang beroperasi. Riza mencatat setidaknya ada dua modus yang dilakukan para pemilik kapal ikan asing.
"Umumnya diimingi dengan cara membeli sembako. Mereka dipastikan mendapatkan akses membeli sembako. Cara kedua dilakukan dengan ‘menukar’ ABK. Banyak kapal berbendera Indonesia tetapi ABK nya asing,” ujar Riza.
Pertanyakan Kebijakan
Banyak pihak mengapresiasi upaya Menteri Susi dalam memberantas aksi pencurian ikan di laut Indonesia. Namun, beberapa mempertanyakan langkah apa yang selanjutnya akan dilakukan Susi setelah mereka tidak mencuri ikan lagi di Indonesia.
Riza Damanik mengatakan dalam kurun waktu satu tahun ada 2 juta ton-4 juta ton ikan yang dicuri dari laut Indonesia. Jika Indonesia bisa menghentikan hal tersebut, limpahan ikan-ikan tersebut bukan tidak mungkin bisa menjadi sumber kesejahteraan untuk rakyat, khususnya nelayan.
"Dengan asumsi 1 ton ikan sama dengan US$ 1.000, itu bisa menambah pendapatan nelayan nasional yang jumlahnya 2,7 juta jiwa. Pendapatan nelayan akan bertambah menjadi Rp 800 ribu-Rp 1,6 juta per bulan per nelayan," jelas Riza.
Menurutnya, dengan cara ini, tidak hanya keamanan laut Indonesia saja yang terjaga, namun kesejahteraan rakyat bisa ikut meningkat. "Inilah esensi sesungguhnya menghentikan pencurian ikan. Bukan hanya security, tapi juga untuk prosperity," tutur Riza.
(gen)