Semester II, Pertamina Terbitkan Global Bond Bernilai Jumbo

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2015 14:33 WIB
Pertamina akan memanfaatkan dana dari penerbitan global bond untuk mendanai investasi sektor hulu, pengolahan, dan ritel BBM.
Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto saat memberikan keterangan terkait pembubaran anak usaha Pertamina, Petral (Pertamina Energy Trading Limited), Jakarta, Kamis, 13 Mei 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Guna menutupi kebutuhan investasi di beberapa lini bisnisnya, PT Pertamina (Persero) mengisyaratkan bakal menerbitkan surat utang global. Jika tak ada halangan, perusahaan migas pelat merah tersebut akan menerbitkan global bond pada semester II 2015.

"Mudah-mudahan ya," ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Selasa (16/6).

Meski tidak merinci besaran dan kuponnya, Dwi bilang pemanfaatan dana dari global bond bakal dipakai untuk menutupi struktur permodalan di sektor hulu, pengolahan minyak dan gas bumi (migas), hingga penjualan bahan bakar minyak (BBM).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, nilai global bond yang dikabarkan bakal mencapai US$ 4 miliar tersebut juga akan digunakan manajemen guna menyukseskan rencana manajemen seiring dengan program pengelolaan Blok Mahakam yang ditaksir menelan biaya investasi senilai US$ 2,5 miliar yang dimulai 2016 mendatang.

"Tapi (detil) penggunaannya sedang kami pikirkan. Kalau besarannya nanti diumumkan," kata Dwi.

Sebagaimana diketahui, dengan adanya rencana penerbitan global bond tahun ini kian menambah catatan panjang rencana ekspansi dan utang perusahaan untuk mendongkrak kinerja sejumlah lini bisnisnya.

Sebelumnya, pada Mei 2011 Pertamina telah menerbitkan obligasi global senilai US$ 1,25 miliar. Kala itu, perusahaan minyak plat merah itu menerbitkan global bond dalam dua jenis, bertenor 10 tahun dan 30 tahun.

Kegiatan perburuan dana ekspansi Pertamina kemudian berlanjut dengan diterbitkannya global bond pada medio 2012 dengan nilai US$ 2,5 miliar dan pada 2013 dengan nilai US$ 3,25 miliar.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi VII DPR Achmad Hafisz pun meminta manajemen merinci tentang rencana penggunaan dana dari global bond.

"Utang luar negeri Pertamina yang besar di pasar keuangan global itu telah mencapai Rp 100 triliun. Uang hasil utang tidak jelas alokasinya. Belum lagi investasi ladang ladang minyak yang dibeli pertamina di luar negeri kurang jelas," kritik Achmad. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER