Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak puas dengan rencana meningkatkan stok bahan bakar minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama 30 hari, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan tambahan stok penyangga untuk jangka waktu 30 hari. Total 60 hari stok BBM tersebut dinilai aman untuk menyiasati naik-turunnya harga minyak dunia.
Untuk bisa meningkatkan jumlah stok BBM yang nantinya akan dikelola oleh PT Pertamina (Persero) selaku badan usaha milik negara (BUMN), Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja menyebut pemerintah perlu membangun tangki timbun yang baru. Sebab, kapasitas tangki timbun yang dimiliki Pertamina saat ini hanya untuk stok BBM selama 22 hari.
“Saat ini kemampuan cadangan penyimpanan Pertamina hanya 22 hari untuk BBM dan 12 hari elpiji. Pemerintah akan fokus untuk meningkatkan cadangan operasional hingga ke 30 hari, dan 30 hari lagi untuk buffer atau cadangan penyangga," ujar Wiratmaja di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk bisa menambah kapasitas tangki timbun tersebut, dana yang harus dikeluarkan pemerintah tidak sedikit. Wiratmaja memperkirakan dibutuhkan investasi sebesar US$ 17,25 miliar setara Rp 229,6 triliun.
Namun Wirat, sapaan akrabnya memastikan pemerintah tidak akan membangun seluruhnya dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Untuk fasilitas penyimpanannya, pemerintah akan membuka kesempatan bagi BUMN hingga swasta dalam penyediaannya,” katanya.
Stok SwastaTidak hanya menekankan pentingnya Pertamina meningkatkan stok BBM, pemerintah menurut Wiratmaja juga akan mewajibkan semua pelaku usaha ritel BBM di Indonesia untuk memiliki stok hingga 30 hari. Tujuannya adalah untuk membantu pemerintah dalam mengamankan pasokan BBM ke masyarakat.
"Dalam kondisi emergency seperti tsunami di Aceh, itu kan butuh genset baru dan BBM banyak. Nah di situ kita sudah harus siap. Kalau punya buffer stock angkatan perang kita paling tidak bisa bertahan 30 hari," jelasnya.
Sebagaimana diketahui dalam hal pengelolaan cadangan BBM, Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lain di Asean. Ambil contoh Malaysia dan Myanmar yang memiliki cadangan penyangga hingga 90 hari.
(gen)