Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring dengan masih lesunya harga minyak dunia yang akan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan, manajemen PT Pertamina (Persero) optimistis mampu melakukan pengehematan hingga US$ 479 juta sepanjang tahun ini.
Upaya penghematan dilakukan dengan cara meningkatkan efisiensi di beberapa lini bisnis perseroan mulai dari hulu, pengolahan hingga jual-beli minyak di sektor hilirnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengungkapkan hingga akhir Mei 2015 Pertamina telah membukukan efisiensi hingga US$ 172 juta melalui pelaksanaan
breakthrough project perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tengah masa sulit industri migas seperti saat ini, upaya-upaya efisiensi menjadi penting untuk terus-menerus dilakukan. Melihat perkembangan pencapaian dalam lima bulan pertama, kami optimistis target tersebut dapat dicapai," kata Wianda dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (18/6).
Capaian efisiensi terbesar sendiri diperoleh melalui sentralisasi pengadaan Pertamina dengan mengubah pola pengadaan yang sebelumnya dilakukan oleh korporat, unit, dan anak perusahaan secara terpisah menjadi terpusat melalui
Procurement Excellence Group Pertamina. Nilai efisiensi yang dicapai dengan perubahan ini telah mencapai US$ 66 juta.
Apresiasi ISCSementara untuk pembenahan tata kelola dan arus minyak melalui penurunan volume losses minyak dan produk minyak, menyumbang efisiensi yang cukup besar yakni US$ 64,4 juta. Sedangkan dari perubahan proses pengadaan minyak dan produk minyak dari Pertamina
Energy Service (PES) ke
Integrated Supply Chain (ISC) hingga akhir Mei telah mencapai US$ 37 juta.
"Revitalisasi telah menjadikan ISC kini berperan lebih baik, antara lain dari proses tender yang dilaksanakan terbukti menghasilkan harga yang lebih kompetitif dan juga metode pembayaran kini sepenuhnya tidak lagi menggunakan L/C yang merepresentasikan tingkat kepercayaan seller kepada Pertamina," klaimnya.
Sedangkan untuk program
corporate cash management yang ditujukan untuk memperbaiki pengelolaan
treasury Pertamina, cetus Wianda efisiensinya juga di atas targetan yakni US$ 6,22 juta. Adapun, program optimalisasi aset penunjang usaha telah berhasil menyumbang tambahan pendapatan senilai US$ 2,62 juta.
"Hal yang harus kami tekankan bahwa
breakthrough project 2015 ini merupakan bentuk respons positif dari Pertamina dalam rangka melepaskan diri dari tekanan yang sedang menimpa industri migas," katanya.
Sebagaimana diketahui, dalam menghadapi tekanan rendahnya harga minyak dunia, banyak perusahaan migas global yang melakukan berbagai langkah efisiensi, mulai dari pemotongan rencana belanja investasi hingga pemutusan hubungan kerja.
(gen)