Rugi Jualan BBM, Pertamina Minta Jaminan Laba US$ 1,7 Miliar

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2015 15:14 WIB
"Pokoknya kami harus balance. Laba kami minimal harus bisa US$ 1,7 miliar," ujar VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro.
Pekerja membersihkan logo Pertamina di salah satu SPBU, kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu, 10 Januari 2015. (CNN indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) melansir telah memperoleh jaminan perolehan laba sebesar US$ 1,7 miliar atau setara Rp 22,68 triliun sepanjang tahun ini dari pemerintah, sebagai kompensasi kesediaan perusahaan menanggung rugi penjualan bahan bakar minyak (BBM) yang dilego ke masyarakat. Seperti diketahui, pemerintah tidak mengubah harga BBM jenis premium dan solar yang dijual Pertamina sejak akhir Maret 2015 sampai saat ini padahal harga minyak dunia berfluktuasi.

Menurut manajemen Pertamina, dengan menjual BBM jenis premium di kisaran Rp 7.300 sampai Rp 7.400 per liter, dan solar di level Rp 6.900 per liter, Pertamina harus menanggung kerugian lantaran menjual harga BBM di bawah harga keekonomian saat ini.

"Pemerintah akan memberikan kompensasi ke Pertamina karena sudah tahu harga BBM yang sebenarnya harus dijual. Opsinya banyak seperti memberikan Pertamina prioritas untuk kelola hulu migas," ujar Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Selasa (16/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wianda mengungkapkan, selain kesempatan untuk memperoleh hak istimewa (privilege) di sektor hulu migas perseroan juga telah menemui kesepakatan dengan pemerintah perihal target perolehan laba perseroan. Sebagai informasi, tahun ini Pertamina menargetkan laba bersih minimal menyentuh angka US$ 1,7 miliar.

Dengan begitu meski perusahaan migas pelat merah tersebut diberi beban untuk menanggung selisih rugi dari penjualan BBM bersubsidi dan penugasan, setidaknya Pertamina telah mendapat jaminan mengenai laba bersihnya tahun ini.

"Pokoknya kami harus balance. Laba kami harus bisa (minimal) US$ 1,7 miliar. Itu yang kami sampaikan ke pemerintah," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan perhitungan dan pergantian atas selisih penjualan BBM tadi akan dilakukan pada akhir tahun. Guru Besar Institut Teknologi Bandung itu pun memastikan pemerintah bakal memberikan sejumlah hak istimewa di sektor hulu untuk Pertamina, berikut hibah atas beberapa proyek pemerintah lainnya.

"Tapi tidak elok kalau mencampuradukkan keduanya karena negara ada tatanannya. Kalau untuk perhitungan selisih plus-minusnya dilakukan per tahun, bukan per bulan. Jadi bisa saja saat ini minus dan nanti plus," kata Wiratmaja. (gir/gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER