Jokowi Optimistis Timah Indonesia Akan Kembali Berjaya

Resty Armenia | CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2015 16:05 WIB
Jokowi menyebut ekspor timah ilegal turut memberi kontribusi membanjirnya pasokan timah dunia yang membuat harga menjadi rendah.
Presiden Jokowi (tengah) berbincang dengan Dirut PT Timah Tbk Sukrisno, Dirut PT Tinindo Hendri Lie dan rombongan melihat langsung pengolahan bijih timah menjadi balok timah di PT Tinindo di Kawasan Industri Ketapang Kota Pangkalpinang, Minggu (21/6). (ANTARA FOTO/Aprionis)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku optimistis bahwa timah Indonesia akan kembali berjaya di pasar internasional. Hal itu disampaikan sang Kepala Negara ketika membuka rapat terbatas (ratas) soal timah di kantornya, Jakarta, Kamis (25/6).

"Setelah seharian saya melihat di lapangan, di Bangka Belitung yang berkaitan dengan komoditas andalan kita, yaitu timah. Saya sangat optimistis bahwa kejayaan timah Indonesia sebagai komoditas andalan di pasar dunia, saya kira akan bisa kita ambil, kita kembalikan lagi dengan catatan-catatan," ujar Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengaku sadar bahwa untuk saat ini komoditas timah harganya sedang turun sebagai akibat dari melimpahnya stok dan maraknya ekspor timah ilegal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini saya kira banyak sekali berasal dari Kepulauan Bangka Belitung," katanya.

Oleh sebab itu, rapat kali ini akan menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. "Terutama kalau saya lihat di lapangan. Kalau saya lihat dari penambangan di laut, di darat juga kami lihat penambangan rakyat seperti apa," ujarnya.

Jokowi lantas menyimpulkan, persoalan ini terjadi karena masalah manajemen, baik oleh gubernur, PT Timah Tbk, dan semua perusahaan swasta yang ikut mengelola, membina, dan menjadi inti plasma tambang rakyat ini.

"Kalau ini kita bisa selesaikan, terutama yang berhubungan dengan illegal mining, seperti yang saya sampaikan sebelumnya, kejayaan timah pada saat harga membaik bisa kita ambil. Sekarang memang pada posisi harga yang belum naik," kata dia.

Sebelumnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 33/M-Dag/Per/5/2015 yang mengatur mengenai ekspor timah.

Dalam aturan baru tersebut, ditambahkan beberapa ketentuan yang memperketat kegiatan ekspor timah diantaranya timah yang akan diekspor harus membayar royalti yang telah diverifikasi Direktorat Jenderal Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam, memiliki sertifikat Clean and Clear (CnC) serta mendapatkan Persetujuan Ekspor (PE).

"Memang diperkirakan akan berkurang ekspor (timah) nya secara tonase tetapi dengan harga yang tinggi nanti kita harapkan hasilnya akan lebih banyak," tutur Direktorat Jenderal Partogi Pangaribuan, pertengahan Mei lalu.

Kendati belum dapat menyebutkan berapa besar prediksi penurunan volume ekspor timah, Partogi mengungkapkan tren penurunan volume ekspor timah sebenarnya sudah terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat, tahun 2014 volume ekspor timah Indonesia hanya mencapai 81 ribu ton per tahun atau menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 96 ribu ton.

Dengan adanya aturan ekspor timah yang lebih ketat diharapkan harga timah dapat terdongkrak mengingat Indonesia merupakan eksportir timah terbesar di dunia. Adapun target nilai ekspor timah tahun ini, Partogi belum dapat membeberkan.

"Yang pasti (dengan keluarnya aturan revisi ini), resource kita terjamin dan lingkungan kita lebih terjamin dan kita akan memenuhi aturan aktivitas pertambangan yang disahkan oleh dunia internasional," kata Partogi.

Rendahnya harga timah, telah diantisipasi PT Timah untuk melakukan diversifikasi bisnis ke sektor lain seperti logam tanah jarang dan properti.

Direktur Utama PT Timah Sukrisno berharap perseroan dapat mengurangi porsi penjualan timah menjadi 80-85 persen dari sebelumnya 90-95 persen di saat harga timah global yang belum pulih karena penambangan ilegal dan penyelundupan.

"Tidak hanya bergantung pada timah tetapi akan diversifikasi. Kami rencanakan lima tahun akan lakukan diversifikasi, dan akan masuk properti tahun ini. Harapannya diversifikasi bisa sampai 50-50," kata Sukrisno.

Di sektor properti, perseroan tengah melakukan pembentukan anak usaha bersama badan usaha milik negara (BUMN) lainnya PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Anak usaha baru itu dibentuk untuk mengelola lahan seluas 176 Ha milik PT Timah. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER