Jakarta, CNN Indonesia -- Kebijakan perluasan pajak penghasilan (PPh) pasal 22 dan PPnBM dinilai terlalu memberatkan sektor properti. Di sisi lain, pemerintah dianggap kurang memberikan insentif di industri itu. Kalau ada insentif, diyakini harga rumah bisa lebih murah.
“Ini lucu, kalau yang lain dikasih insentif dan fasilitas, properti justru dinaikkan, bukan dilebarkan
tax base-nya,” kata Taufik Hendra Kusuma, Direktur Keuangan PT HK Realtindo, di Jakarta, Kamis (2/7) malam. "Misalnya ke
cluster-cluster yang tidak jelas pembayaran pajaknya itu."
Menurut Taufik, kebijakan tersebut semestinya tak langsung berlaku begitu terbit sehingga pengembang punya waktu untuk melakukan penyesuaian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soalnya, kata dia, untuk menjual properti pengembang setidaknya membutuhkan waktu sampai 18 bulan dari mulai perizinan. “Sehingga ketika masih pada tahap perizinan, kita bisa menyesuaikan (perubahan aturan),” katanya.
Di sisi lain, situasi perekonomian yang melambat juga membuat lesu pasar properti. HK Realtindo pun merasakan dampak penurunan penjualan yang signifikan. (Baca:
Penjualan Anjlok, HK Realtindo Terimbas Perlambatan Ekonomi)
Sementara, kata Taufik, kebijakan pelonggaran uang muka bagi kredit pemilikan rumah (KPR) yang biasa disebut
loan to value (LTV), meski sudah berlaku sejak 18 Juni lalu, belum ada efeknya.
Seharusnya, kata Taufik, pemerintah memberikan insentif kepada pengembang karena akan lebih memberikan
multiplier effect, ketimbang memberikan keringanan bunga seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), yang justru akan lebih dinikmati perbankan.
“Komponen bunga dari harga sebuah rumah itu kan hanya sekian persen. Kenapa FLPP enggak menyentuh ke developer?” katanya. Dia yakin kalau ada subsidi bunga kepada developer, contohnya untuk kredit konstruksi, efeknya adalah terjadi penurunan harga rumah.
“Sebanyak 60-70 persen komponen rumah kan ada di konstruksi. Dia kan pasti pakai kredit konstruksi. Kalau bunganya bisa turun separuh, efeknya pasti jauh. Belum lagi efek turun ke
support dan lain-lain,” katanya.
(ded/ded)