Di Kota Ini Rumah Hanya Seharga Rp 12 Ribuan

Deddy S | CNN Indonesia
Rabu, 04 Mar 2015 15:58 WIB
Buffalo, sebuah kota di New York, menawarkan rumah-rumah kosong bagi yang berminat. Harganya hanya US$ 1 atau sekitar Rp 12 ribuan saja.
Ilustrasi
Jakarta, CNN Indonesia -- Buffalo, sebuah kota di New York, menawarkan rumah-rumah kosong bagi yang berminat. Harganya hanya US$ 1 atau sekitar Rp 12 ribuan saja.  

Itu bagian dari program Urban Homesteading yang sudah digelar di kota itu selama empat dekade terakhir. Walaupun harganya hanya Rp 12 ribuan, tentu ada syarat dan ketentuannya.

Dalam program itu, pembeli harus memperbaiki segala kerusakan yang ada di rumah itu selama 18 bulan dan tinggal di sana paling tidak selama tiga tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai imbal balik, pembeli cukup membayar pajak properti, asuransi, dan biaya tahunan lainnya senilai beberapa ratus dolar.  Sedikitnya akan ada 10 pembeli yang cukup 'beruntung' membayar US$ 1 untuk sebuah rumah.

Tapi rumah US$ 1 itu memang bukan rumah yang siap huni dan pembeli harus siap merogoh kocek lagi. Soalnya, seperti dilansir CNN Money, Selasa (3/3) waktu setempat, rumah US$ 1 itu biasanya sudah lama ditinggalkan pemilik sebelumnya, bocor di sana-sini, rusak, dan terbengkalai.

Biasanya satu kerusakan kecil merembet ke kerusakan lain. Sudah banyak pembeli rumah milik negara ini yang akhirnya menyerah.

Tahun lalu ada 60 rumah yang akhirnya dihancurkan dan ada 90 rumah lagi yang termasuk dalam daftar tunggu untuk diratakan dengan tanah. Jadi, hanya sedikit rumah yang ditawarkan dalam program rumah US$ 1 itu.

“Rumah itu benar-benar tak punya harga,” kata David Torke, seorang blogger dan fotografer yang membantu sejumlah pembeli untuk mendapatkan persetujuan pemerintah setempat.

Tapi banyak juga cerita pembeli rumah US$ 1 yang sabar, meski harus merogoh kocek dalam-dalam. Mike Puma salah satunya.

Mike Puma, pegawai di perusahaan perbaikan bangunan tua, saat ini sedang merenovasi sebuah bangunan bersejarah yang dia beli seharga US$ 1 pada tahun lalu. Banyak pipa rusak, tungku pemanas ruangan juga hancur, dan perlu dibangun dinding interior yang baru.

Berapa duit yang harus dikeluarkan Puma untuk perbaikan itu? Ternyata Puma sudah menghabiskan US$ 40.000 atau sekitar Rp 500 juta. Puma memperhitungkan, sampai selesai setidaknya akan menghabiskan total US$ 55.000 atau sekitar Rp 687 juta lebih.

Untuk plastik sampah saja Puma menghabiskan ratusan dolar. Lalu biaya pembuangan puing juga menghabiskan biaya sampai US$ 2.000 atau sekitar Rp 25 juta.  
 
Ongkos untuk perbaikan sistem pemanas dan penyejuk ruangan menghabiskan lebih dari US$ 15.000 atau Rp 187 juta. Perbaikan komponen struktur yang rusak akibat air mencapai US$ 6.000 atau sekitar Rp 75 juta.

Untuk pembiayaan itu, Puma merogoh tabungan sebesar US$ 30 ribu atau sekitar Rp 375 juta dan pinjaman bank sebesar US$ 10.000 atau sekitar Rp 125 juta.

Lantas apa untungnya? Puma memperkirakan dalam lima tahun ke depan uangnya akan kembali. Sebab, rumah itu bernilai puluhan ribu dolar karena termasuk bangunan bersejarah dan Puma bisa menyewakan lantai dua.

Kisah lain diceritakan oleh Deyron Tabb, yang membeli rumah US$ 1 tak jauh dari rumah Puma pada empat tahun lalu. Dia kaget dengan cepatnya duit tabungan habis. Total dia menghabiskan US$ 78.000 atau sekitar Rp 975 juta.

Tapi Tabb memetik hikmah saja dari pengeluaran itu. Pengalamannya merenovasi rumah sendiri memberikannya karier baru dan sebuah rumah yang cantik, sesuai dengan keinginannya. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER