Jakarta, CNN Indonesia -- Jatuhnya Indeks saham di China yang dikhawatirkan berimbas ke pasar modal Indonesia tidak dirasakan oleh Chief Economist PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Anggito Abimanyu.
Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) itu menilai, pemerintah negara tirai bambu memiliki cadangan devisa besar yang bisa digunakan untuk mengintervensi pasar modal.
“Tampaknya ekonomi China masih dikelola dengan cukup baik. Saya tidak khawatir karena pasar modal dan cadangan devisa China sangat besar dan mampu menstabilkan pasar bursanya," kata Anggito kepada CNN Indonesia, Kamis (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelemahan ekonomi yang dialami China disebut Anggito telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, dari posisi 7,7 persen pada 2013 menjadi 7,4 persen tahun lalu. Sehingga ia menilai tidak tepat jika baru dikhawatirkan oleh pelaku pasar saat ini.
Ia justru menilai Indonesia perlu mewaspadai sentimen lain di luar melambatnya ekonomi China. Hal itu adalah ketidakpastian The Fed menaikkan suku bunga dan perlambatan konsumsi domestik.
Dari sisi fiskal pemerintah, Indonesia disebutnya juga memiliki instrumen yang dinilai mampu menangkal perlambatan ekonomi. Antara lain dengan melakukan penyerapan anggaran dan belanja secara optimal di bidang infrastruktur. Kendati demikian, ia memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II masih di bawah 5 persen.
"Seharusnya bisa, meskipun (belanja pemerintah) tidak setinggi ekspektasi," ujarnya.