Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah membuka kembali akses menuju dua bandara di Lombok yang sebelumnya ditutup akibat debu vulkanik Gunung Raung di Jawa Timur. Bandara Internasional Lombok dan Bandara Selaparang Lombok dinyatakan dibuka sejak pukul 11.05 WIB.
"Bandara yang ada di Lombok yaitu bandara internasional Lombok, dan bandara Selaparang sudah dibuka tadi sekitar jam 11.05 melalui Notam (
Notice to Airmen), sehingga sudah beroperasi normal,” kata Direktur Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (10/7).
Kedua bandara tersebut, lanjut Novie, sudah bisa beroperasi karena pergerakan abu vulkanik yang menutupi kedua bandara telah berkurang dibandingkan kondisi pagi tadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Artinya sudah tidak tertutup lagi oleh abu vulkanik. Jalur-jalur penerbangan dari mulai
en route sampai pendaratan sudah tidak tertutupi oleh abu,” ujarnya.
Sementara itu, tiga bandara lain Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali; Bandara Blimbingsari, Banyuwangi; dan Bandara Notohadinegoro, Jember; tetap belum dapat dioperasikan mengingat kondisi pergerakan abu vulkanik masih dinilai membahayakan keselamatan penerbangan.
Sejauh ini, Kemenhub belum dapat memprediksi sampai kapan ketiga bandara tersebut akan ditutup demi memprioritaskan keselamatan penerbangan.
“Kalau kita
safety first artinya keselamatan ini tidak bisa ditawar. Kalau suatu bandar di situ dihalangi oleh abu vulkanik sehingga membahayakan keselamatan penerbangan, tentu saja kita tutup,” kata Novie.
Novie menyadari, instruksi penutupan bandara menimbulkan adanya penumpukan penumpang di bandara terkait. Bahkan, informasi terakhir yang diperolehnya, kebijakan tersebut membuat penumpukan sekitar 3 ribu penumpang di Bandara Ngurah Rai, Bali.
“Kami sudah minta kepada airlines yang beroperasi menuju ataupun berangkat dari suatu bandara contoh di Denpasar ini harus segera memberikan informasi yang transparan kepada penumpang,” kata Novie.
Dengan adanya informasi yang transparan, diharapkan calon penumpang dapat melakukan perubahan jadwal penerbangan (
rescheduling) maupun meminta pengembalian uang (
refund) untuk memilih moda transportasi lain.
316 Penerbangan BatalSementara itu, PT Angkasa Pura (AP) I melaporkan keputusan pemerintah untuk menutup bandara Ngurah Rai akibat terdampak debu vulkanik Gunung Raung telah membuat perseroan membatalkan 316 penerbangan menuju Bali.
Sebelum Notam izin terbang menuju dua bandara Lombok dicabut, AP I telah menutup Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Internasional Lombok dan Bandara Selaparang Mataram.
“Dampak ditutupnya Denpasar sejak pukul 22.45 tadi malam sampai 21.30 nanti malam, terdata 316 penerbangan dibatalkan. Terdiri dari 168 penerbangan domestik dan 148 penerbangan internasional,” ujar Sekretaris Perusahaan AP I Farid Indra Nugraha.
Rinciannya sebanyak 39 penerbangan dibatalkan kemarin, terdiri dari delapan penerbangan domestik dan 31 penerbangan internasional. Sementara hari ini dibatalkan 277 penerbangan, terdiri dari 160 penerbangan domestik dan 117 penerbangan internasional.
AP I telah memberikan pembebasan biaya pendaratan pesawat (
landing fee) kepada maskapai yang melakukan pengalihan pendaratan (
divert) atau kembali ke bandara (
return to base) di seluruh bandara di bawah AP I.
"Kebijakan ini untuk meringankan beban maskapai yang harus menanggung biaya operasional lebih akibat dampak abu vulkanik Gunung Raung. Pembebasan landing fee ini berlaku sejak ditutupnya ketiga bandara kami tersebut mulai Kamis malam (9/7) hingga waktu yang akan ditentukan kemudian," kata Farid.
(gen)