Harga CPO Anjlok, Negara Berpotensi Kehilangan Rp 9 Triliun

CNN Indonesia
Senin, 13 Jul 2015 20:20 WIB
Hingga Juni 2015, realisasi penerimaan negara dari bea keluar baru sebesar Rp 2 triliun dari target 12,5 triliun.
Heru Pambudi, Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang baru menggantikan posisi Agung Kuswandono. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Akibat rendahnya harga komoditas di pasar global, negara terancam kehilangan Rp 9 triliun dari target penerimaan bea keluar tahun ini Rp 12,5 triliun.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi mengatakan rendahnya harga komoditas khususnya kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) menjadi pengaruh utama rendahnya penerimaan di sektor bea keluar. Pasalnya, harga komoditas ini anjlok hingga menembus batas bawah (threshold) pengenaan bea keluar US$ 750 per metrik ton sehingga tidak bisa ditagihkan pungutan tersebut.

"Kita akan short di angka Rp 9 triliunan, karena bea keluarnya memang sampai bulan ini pun belum pernah sampai US$ 750 per metrik ton sehingga kita tidak akan dapat apapun dari CPO," ujar Heru saat ditemui di Jakarta, Senin (13/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga Juni 2015, realisasi penerimaan negara dari cukai dan kepabeanan sebesar Rp 77,6 triliun atau baru 39,7 persen dari target sepanjang tahun Rp 195 triliun.

Sementara penerimaan tersebut terdiri dari setoran cukai Rp 60,1 triliun, bea masuk Rp 15,4 triliun dan bea keluar Rp 2 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER