Anjungan Jempang Metulang Mulai Hasilkan Gas dan Kondensat

CNN Indonesia
Selasa, 14 Jul 2015 19:13 WIB
Puncak produksi Lapangan South Mahakam diperkirakan menghasilkan 330 Mmscfd untuk gas dan 14.000 boepd untuk kondensat.
Blok South Mahakam yang dikerjakan PT Total E&P Indonesie. (Dok. Total)
Jakarta, CNN Indonesia -- Total E&P Indonesie (TEPI) melansir anjungan lepas pantai Jempang Metulang (JM1) di Lapangan South Mahakam, Blok Mahakam telah memproduksi gas dan kondensat untuk pertama kalinya pada 10 Juli 2015 pukul 17.10 WITA.

Dari catatan Total, sumur pertama yang dibor yakni JM-101 telah memproduksi gas sebanyak 32 MMsfcd dan kondesat sekitar 450 barel oil equivalent per day (Boepd). Sementara untuk sumur berikutnya yakni JM-104, saat ini masih dalam tahap pengeboran menggunakan Rig Hakuryu-10.

"Penyelesaian proyek JM1 dapat dicapai berkat kerjasama yang sangat baik antara berbagai entitas berbeda di TEPI dengan menerapkan semangat kebersamaan," kata President & General Manager TEPI, Hardy Pramono dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (14/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hardy mengungkapkan, kegiatan produksi pertama dari anjungan lepas pantai (platform) JM1 tercapai 80 hari lebih cepat dari jadwal dalam rancangan pembangunan (Plan of Development/POD) yang telah disetujui oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Anjungan JM1 sendiri merupakan bagian dari proyek pengembangan South Mahakam tahap ketiga (SMK3) dan merupakan anjungan keempat di Lapangan South Mahakam Field setelah Main Stupa (SP1), West Stupa (SP2) dan East Mandu (MD1).

Secara teknis, anjungan yang memiliki tiga kaki (tripod) dan pembangunannya dikerjakan oleh kontraktor lokal di Handil Yard Kabupaten Kutai Kartanegara ini memiliki 6 slot yang terdiri 3 splitter slots dan 3 single slots untuk mengakomodasi 9 sumur dengan kapasitas gas mencapai 120 mmscfd.

Berangkat dari rancang bangun tersebut, perusahaan migas asal Perancis ini mengklaim telah berhasil melakukan efisiensi dan optimasi dari sisi pengerjaan konstruksi.

"Dengan konsep ini, seluruh sumur di JM1 dapat dibor 113 hari lebih cepat dan menghemat US$ 37 juta dibandingkan kalau menggunakan arsitektur berat. Dan hal ini merupakan capaian penting TEPI dalam pengembangan Blok Mahakam," cetus Hardy.

Sebagai informasi anjungan JM1 saat ini tersambung dengan platform sebelumnya yakni East Mandu-MD1 melalui sebuah pipa baru berdiameter 12 inch sepanjang 7,7 km. Sementara MD1 sendiri terhubung melalui pipa berdiameter 24 inch sejauh 10 km dengan pipa ekspor utama South Mahakam berdiameter 24 inch sepanjang 64 km.

Hardy mengatakan, gas yang dihasilkan dari Lapangan South Mahakam diproses di Peciko Processing Area (PPA) yang berada di Senipah. Dari Senipah, ia melanjutkam gas akan dikirim ke Bontang melalui pipia 42 inch yang merupakan produksi dari lapangan-lapangan: Peciko, Bekapai dan South Mahakam.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Lapangan South Mahakam merupakan salah satu lapangan produksi yang dikelola TEPI yang berada di bawah unit produksi dan pemrosesan gas Senipah Peciko dan South Mahakam (SPS). Lapangan in terletak 70 km dari lepas pantai SPS, Lapangan South Mahakam yang telah memproduksi gas sejak 2012. Dengan berproduksinya sumur JM-101, produksi gas lapangan South Mahakam mencapai 315 Mmscfd dan 13.600 boepd untuk kondensat.

Puncak produksi Lapangan South Mahakam sendiri diperkirakan pada 330 Mmscfd untuk gas dan 14.000 boepd untuk kondensat.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER