Babak Belur di Semester I, Gaikindo Berharap Berkah Lebaran

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 17 Jul 2015 17:26 WIB
Menurut Ketua III Gaikindo Johnny Darmawan, tingkat penjualan mobil sepanjang Juni sudah menunjukkan tren peningkatan.
Showroom Mobil PT Tunas Ridean Tbk. (Dok. Tunas Ridean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berharap adanya berkah peningkatan penjualan mobil pasca Lebaran tahun ini setelah seluruh anggota asosiasi mengalami penurunan penjualan di semester I 2015. Sayangnya, upaya Gaikindo untuk dapat mencapai target penjualan 1,1 juta unit mobil tahun ini masih dibayangi pelemahan nilai tukar rupiah.

Ketua III Gaikindo Johnny Darmawan berharap adanya pelonggaran uang muka kredit oleh Bank Indonesia (BI) dapat mendorong penjualan mobil pada semester II 2015.

“Kami harapkan adanya pelonggaran uang muka kredit dan LTV (loan to value) bisa mendorong penjualan. Mudah-mudahan bisa mendorong kredit dan penjualan. Karena kan likuiditas," ujarnya usai bersilaturahmi ke rumah dinas Menteri Perindustrian Saleh Husin, di Jakarta, Jumat (17/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, Bank Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 17/10/PBI/2015 mengenai rasio LTV untuk kredit pembiayaan properti dan uang muka kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor yang berlaku sejak 18 Juni 2015 lalu.

Di dalam peraturan baru tersebut, uang muka kredit kendaraan bermotor (KKB) bagi roda tiga non-produktif bagi bank syariah dan konvensional adalah sebesar 25 persen, atau lebih kecil lima persen dibanding kebijakan sebelumnya di mana uang muka dipatok sebesar 30 persen dari harga penjualan.

Johnny menjelaskan, adanya pelonggaran kredit tersebut memang belum terlalu berdampak pada penjualan mobil sampai saat ini. Meski demikian, ia mengatakan pada Juni posisi penjualan sudah terlihat lebih baik dari Mei 2015.

"Kemarin Juni sudah lumayan dari Mei. Semoga bisa berlanjut pada Juli," ujarnya.

Terganjal Rupiah

Namun, ia mengungkapkan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih menjadi penghambat kinerja penjualan mobil sampai akhir tahun ini. Ia menyatakan hal itu secara psikologis memiliki efek yang beragam dalam mempengaruhi daya beli masyarakat.

"Tapi sekarang penghambatnya exchange rate yang masih di kisaran Rp 13 ribu per dolar yang berat," jelasnya.

Gaikindo mencatat, pasar otomotif nasional menyusut 15,3 persen selama paruh pertama 2015 setelah hanya menorehkan angka penjualan mobil 525.458 unit. Hampir semua tipe kendaraan roda empat penjualannya anjlok, kecuali mobil berpenggerak 4 roda (4x4) yang biasanya berjenis kendaraan sport atau sport utility vehicle (SUV).

Penurunan penjualan terbesar secara persentase adalah tipe double cabin dan mobil berpenggerak dua roda (4x2) yang masing-masing anjlok 24,5 persen dan 23 persen dibandingkan dengan periode Januari-Juni 2014.

Mobil double cabin tercatat membukukan angka penjualan 4.477 unit, sedangkan tipe 4x2 yang kebanyakan berjenis Multi Purpose Vehicle (MPV) atau mobil keluarga terjual 6.902 unit.

Penurunan penjualan juga terjadi untuk kategori bus yang anjlok 23 persen, sedan minus 22,25 persen, pickup/truk negatif 15,3 persen, dan mobil ramah lingkungan (LCGC) terkoreksi 4,23 persen. Jumlah unit terjual dari keempat kategori kendaraan roda empat tersebut masing-masing sebanyak 1.655 unit, 9.933 unit, 137.942 unit, dan 82.013 unit.

Namun, khusus untuk penjualan di bulan Juni saja tercatat sebanyak 82.139 unit, meningkat 3,5 persen dari perolehan Mei yang sebanyak 79.374 unit. Geliat pasar otomotif di bulan keenam tahun ini dimotori oleh kenaikan penjualan mobil MPV yang sebesar 44.563 unit atau meningkat 7,6 persen. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER