Campur Tangan Pemerintah Dinilai Sukses Redam Gejolak Harga

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Senin, 20 Jul 2015 11:14 WIB
Pemerintahan saat ini dinilai terlalu mencampuri urusan pasar selama puasa dan lebaran, sedangkan pemerintahan sebelumnya dinilai menghindari intervensi pasar.
Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko saat ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (8/5). (CNNIndonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Antonius Prasetyantoko, Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) menilai perkembangan harga dan distribusi bahan pokok selama puasa dan lebaran tahun ini relatif lebih stabil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Intervensi pemerintah yang berlebihan dinilainya berhasil meredam gejolak inflasi.

"Saya belum melihat datanya, tapi filling saya inflasinya lebih rendah dibandingkan dengan puasa dan lebaran tahun lalu. Karena persediaan bahan pokok dan distribusinya lebih baik," ujar Prasetyantoko kepada CNN Indonesia, Senin (20/7).

Menurutnya, pemerintah saat ini terlalu berani terjun ke pasar untuk melakukan intervensi harga. Sebaliknya, pemerintahan sebelumnya cenderung memilih menghindari kendali pasar yang terlalu besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negatifnya, lanjut Prasetyantoko, pemerintah terlalu banyak campur tangan terhadap mekanisme pasar. Contoh paling riil adalah meminta pengelola jalan tol memberikan diskon kepada pengguna kendaraan.

"Diskon jalan tol itu adalah bentuk intervensi pemerintah yang terlalu jauh. Namun itu menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga harga-harga barang tetap rendah," jelasnya.

Dari sisi pengaturan arus mudik,  Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya ini juga memberikan kredit terhadap pemerintah. Hal ini mengacu pada pernyataan Kementerian Perhubungan soal tingkat kecelakaan pada musim mudik tahun ini yang lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.

"Harapan saya inflasi Juli lebih rendah dibanding Juli tahun lalu," tuturnya. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER