BKPM Pasang Target Investasi Rp 594 Triliun Tahun Depan

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 24 Jul 2015 10:40 WIB
Total izin prinsip yang telah dikeluarkan BKPM sejak 2010 hingga semester I 2015, tetapi belum terealisasi mencapai Rp 4.125 triliun.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani saat memberikan keterangan terkait perkembangan investor Tiongkok dan Jepang, Jakarta, Rabu, 1 April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis investasi langsung mencapai Rp 594 triliun pada tahun depan, tumbuh 14,3 persen dibandingkan dengan target tahun ini Rp 519,5 triliun.

Kepala BKPM, Franky Sibarani mengatakan meningkatnya izin prinsip pada semester I tahun ini menjadi faktor yang memunculkan optimisme tersebut. Dengan demikian, lanjutnya, proyek-proyek investasi yang telah mengantongi izin prinsip saat ini kemungkinan besar mulai dieksekusi pada tahun depan.

BKPM mencatat komitmen investasi yang terjaring atau izin prinsip yang dikeluarkan selama Januari-Juni 2015 mencapai Rp 721,9 triliun atau meningkat 39,6 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 517,1 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Umumnya, mereka setelah melakukan izin prinsip langsung melakukan commisioning. Biasanya prosesnya itu memakan satu tahun untuk yang itu, jadi kami harap peningkatan izin prinsip tersebut bisa berdampak pada kenaikan angka realisasi investasi sebesar Rp 594 triliun tahun depan," ujar Franky selepas menghadiri konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/7).

Dari angka izin prinsip senilai Rp 721,9 triliun tersebut, Franky menyatakan sebanyak Rp 189,2 triliun merupakan Penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan sisa Rp 532,7 triliun merupakan penanaman modal asing (PMA).

Khusus untuk PMA, negara yang paling banyak mengajukan izin adalah Tiongkok dengan nilai US$ 10,7 miliar, lalu disusul oleh British Virgin Islands senilai US$ 4,9 milliar.

Lebih lanjut, Franky menjabarkan sektor yang paling banyak mengajukan izin prinsipnya adalah sektor listrik, gas, dan air dengan nilai Rp 309 trilliun. Kemudian disusul oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran dengan nilai sebanyak Rp 107,3 triliun.

Meskipun ada yang bisa terealisasi dalam waktu satu tahun, namun Franky mengatakan rata-rata proyek ini bisa selesai dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun ke depan.

Selain karena banyaknya pengajuan izin prinsip di semester I tahun ini, meningkatnya target realisasi investasi tahun depan juga didorong oleh stok izin prinsip senilai Rp 4.125 triliun dari tahun 2010 hingga April 2015. Dari stok-stok izin prinsip ini, diharapkan hasilnya bisa terlihat pada tahun depan.

"Karena izin-izin prinsip itu rata-rata baru bisa terealisasi selama dua hingga tiga tahun. Jadi kami harap dari stok izin prinsip yang kami miliki sekarang, kami harap beberapa ada yang sudah terealisasi tahun depan dan bisa berpengaruh ke pertumbuhan realisasi investasi tahun depan," jelas Franky.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, target realisasi investasi BKPM pada tahun ini adalah sebesar Rp 519,5 triliun, meningkat dibanding capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp 463,1 triliun. Dari angka tersebut, sebanyak Rp 307 triliun, atau 59,1 persen dari total investasi berasal dari PMA dan sisa 40,9 persen sisanya berasal dari PMDN. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER