Tiga Investor Rusia Lirik Sektor Pariwisata Indonesia

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 24 Jul 2015 14:23 WIB
Lokasi-lokasi yang dibidik adalah pulau-pulau dengan peruntukkan khusus pariwisata seperti Bintan, Kepulauan Riau dan juga Bali.
Suasana La Plancha, Bali. (CNN Indonesia/Hanna Azarya Samosir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menyusul kebijakan bebas visa bagi Rusia pada bulan Juni lalu, penanam modal Negeri Beruang Merah di sektor pariwisata mulai melirik Indonesia sebagai tujuan utama investasi. Investasi tersebut meningkat seiring jumlah wisatawan asal Rusia yang terus naik tiap tahunnya.

Duta Besar Republik Indonesia bagi Rusia dan Belarusia, Djauhari Oratmangun mengatakan sejauh ini baru ada tiga investor Rusia yang menyatakan minat serius di bidang pariwisata. Lokasi-lokasi yang dibidik adalah pulau-pulau dengan peruntukkan khusus pariwisata seperti Bintan, Kepulauan Riau dan juga Bali.

"Hotel-hotel ini nantinya adalah hotel bintang lima, yang diharapkan bisa ditinggali oleh wisatawan asal negara tersebut. Kebanyakan mereka meluangkan waktu liburan lama, rata-rata selama dua minggu di musim dingin, sehingga kebijakan bebas visa ini bisa menarik wisatawan Rusia," jelas Djauhari ketika dihubungi oleh CNN Indonesia, Jumat (24/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, dia tak menyebutkan ketiga nilai investasi tersebut secara rinci. Namun ia mengatakan nilai investasi secara total di bawah angka US$ 1 miliar, dimana satu hotel akan dibangun di pulau Bintan sementara dua lainnya akan dibangun di pulau Bali.

"Bahkan kini di Bintan konstruksinya sedang dibangun. Setelah ini mungkin mereka akan mencari lokasi investasi lainnya di pulau-pulau resor karena tipikal wisatawan Rusia itu mencari 5S yaitu sea, sun, sand, smile, dan services," tambahnya.

Lebih lanjut, Djauhari mengatakan banyak sekali investor pariwisata yang kerap menanyakan kebijakan ini ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Rusia. Melihat antusiasme tersebut, Djauhari yakin angka wisatawan asal Rusia ke Indonesia bisa bertambah dari rata-rata 100 ribu pelancong per tahunnya.

"Kalau wisatawan Rusia bertambah, diharapkan investasi di sektor pariwisata untuk mengakomodasi wisatawan asal negara tersebut bisa bertambah. Apalagi wisatawan Rusia adalah big spender, doyan sekali beli oleh-oleh sehingga bisa membantu perekonomian yang lain juga," jelas Djauhari.

Sebelum investor Rusia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pernah mengatakan jika investor pariwisata asal Jepang juga berharap bisa memanfaatkan kebijakan bebas visa dalam membantu merealisasikan proyek hotel khusus wisatawan lansia yang ingin menghabiskan liburan musim dingin di Indonesia. Berbeda dengan Rusia, investasi ini rencananya akan berlokasi di pulau Jawa.

"Di tengah impian Indonesia yang ingin menggenjot sektor pariwisata, minat investasi ini perlu difasilitasi. Selain itu, sebenarnya para investor ini juga sudah lama ingin berinvestasi di sektor ini namun menunggu kepastian kapan kebijakan visa tersebut diimplementasikan," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani di Jakarta, bulan lalu.

Sebagai informasi, pada Juni lalu telah ditandatangai Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan yang membebaskan visa bagi turis asal 45 negara, termasuk Rusia. Tahun depan, rencananya pemerintah akan menambah 30 negara penerima bebas visa seiring keinginan pemerintah untuk menggandakan jumlah pelancong asing sebanyak 20 juta orang per tahun pada 2019.

Lebih lanjut, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan bahwa realisasi investasi Rusia di Indonesia tahun 2014 mencapai angka US$ 3,6 juta dengan jumlah proyek sebanyak 25. Dalam kata lain, investasi Rusia memiliki porsi Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 0,012 persen dari total PMA tahun 2014 sebanyak US$ 28,52 miliar. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER