BKPM: Investasi Semester I Tembus Rp 259 Triliun

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 27 Jul 2015 14:29 WIB
Realisasi penanaman modal selama periode April-Juni 2015 mencapai Rp 135,1 triliun, meningkat 8,42 persen dibandingkan dengan pencapaian kuartal I 2014.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani. (CNN
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal selama periode April-Juni 2015 mencapai Rp 135,1 triliun, meningkat 8,42 persen dibandingkan dengan pencapaian kuartal I 2014.

Secara kumulatif, total investasi langsung di Indonesia selama paruh pertama 2015 mencapai Rp 259,7 trilun atau telah memenuhi hampir 50 persen dari target investasi sepanjang tahun Rp 519,5 triliun.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan pertumbuhan investasi kuartal I 2015 seiring dengan meningkatnya realisasi penanaman modal di sektor prioritas. Investasi terbesar pada periode tersebut ada di sektor jasa telekomunikasi dan transportasi sebesar Rp 28,4 triliun, menggeser dominasi investasi pertambangan kuartal sebelumnya.  

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita mengalami pertumbuhan signifikan di sektor prioritas seperti infrastruktur, maritim, pariwisata, dan juga industri. Namun, di antara keempat sektor tersebut, sektor pariwisata memiliki pertumbuhan terbesar di semester I kali ini yaitu 164,46 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," jelas Franky di kantornya, Senin (27/7).

Geliat sektor pariwisata, kata Franky, paling besar didorong oleh realisasi investasi industri hotel dan restoran yang mencapai Rp 5,87 triliun di semester I tahun ini. Angka tersebut meningkat 219 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 2,68 triliun.

"Realisasi investasi ke depannya dari sektor ini mungkin akan semakin besar karena adanya izin prinsip sebanyak Rp 21,5 triliun pada semester I tahun lalu. Dan kami berharap banyak pada sektor ini karena bisa menyerap tenaga kerja yang besar juga," tambahnya.

Sementara di sektor maritim, BKPM mencatat peningkatan realisasi investasi sebesar 40 persen dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu. Realisasi penanaman modal di usaha galangan kapal di Batam serta penanaman modal asing (PMA) asal Tiongkok di bidang pengolahan ikan menjadi motor utamanya.

Realisasi investasi di sektor perikanan tercatat sebesar Rp 825 miliar, meningkat dibandingkan dengan realisasi semester I 2014 yang sebesar Rp 484 miliar. Namun ia tak menyebutkan lebih lanjut mengenai pertumbuhan subsektor maritim yang lainnya.

"Di samping itu kami juga mencatat kenaikan di realisasi infrastruktur meskipun nilainya hanya 1,26 persen dibanding semester I 2015 yang kebanyakan berkontribusi dari pembangkit listrik. Selain itu, realisasi investasi industri hilir juga meningkat sebesar 105,43 persen dari semester I tahun lalu ke periode yang sama di tahun ini," jelasnya.

Ia menambahkan, angka pertumbuhan realisasi industri hilir tersebut dapat terlihat dari meningkatnya jumlah tenaga kerja dari 610.959 tenaga kerja menjadi 696.174 tenaga kerja di periode yang sama tahun ini. Lebih lanjut, Franky mengatakan bahwa industri substitusi impor dan industri padat karya adalah dua subsektor industri pengolahan yang menjadi prioritas BKPM saat ini.

"Kita optimis ke depan Indonesia bisa menjadi basis produksi pengolahan baik substitusi impor maupun padat karya. Kontribusi industri pengolahan pada tahun 2014 saja bisa mencapai 43,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), dan kalau dibandingkan dengat tahun 2013 yang hanya 27,7 persen saya rasa sektor ini bisa berperan bagi perekonomian kita," tuturnya.

Sebagai informasi, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan bahwa realisasi investasi Rusia di Indonesia tahun 2014 mencapai angka US$ 3,6 juta dengan jumlah proyek sebanyak 25. Dalam kata lain, investasi Rusia memiliki porsi Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 0,012 persen dari total PMA tahun 2014 sebanyak US$ 28,52 miliar.

Selain itu, sebelumnya BKPM pun juga telah menempatkan infrastruktur, pertanian, industri, maritim, dan pariwisata sebagai lima sektor prioritas utama. Lebih lanjut, BKPM membagi sektor industri tersebut ke dalam tiga sub sektor yaitu industri substitusi impor, padat karya, orientasi ekspor. (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER