Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis realisasi investasi pada tahun ini melampaui target Rp 519,5 triliun. Kepala BKPM Franky Sibarani memperkirakan jumlah penanaman modal di Tanah Air mencapai Rp 530 triliun pada tahun ini atau 2,02 persen lebih tinggi dari target.
"Kami yakin bisa mencapai angka Rp 530 triliun tahun ini. Karena apabila dibandingkan dengan realisasi investasi di Semester I selama tiga tahun belakangan, kinerja tahun ini lebih bagus," jelas Kepala BKPM Franky Sibarani di Jakarta, Senin (27/7).
BKPM mencatat, realisasi investasi langsung selama Januari-Juni 2015 mencapai Rp 259,7 triliun atau 50 persen dari target. Angka tersebut jauh di atas realisasi investasi semester I 2013 sebesar Rp 192,8 triliun atau 49,4 persen dari target tahunan, sedangkan pada paruh pertama 2014 sebesar Rp 222,8 triliun atau 48,79 persen dari target.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau semester I tahun ini saja kita bisa capai 50 persen dari target realisasi investasi 2015, maka kita yakin bisa melebihi angka tersebut," jelas Franky.
Selain itu, Franky optimistis penanaman modal baru akan mendominasi realisasi investasi pada tahun ini. selaras dengan penambahan izin prinsip. Keyakinan tersebut didukung oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang mendominasi investasi semester I 2015.
"Realisasi semester I, kita lihat bahwa komposisi investasi baru dalam penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai 62,3 persen, padahal PMDN baru sejak 2010 sampai sekarang rata-rata di angka 58,4 persen," tuturnya.
"Sedangkan PMA baru di semester I sudah mencapai 82,5 persen, dimana hal ini cukup meningkat apabila dibandingkan rata-rata penanaman modal baru PMA sejak 2010 hingga sekarang yang angkanya sebesar 61 persen," tutur Franky melanjutkan.
Franky berharap kondisi ini bisa menahan laju penurunan pertumbuhan ekonomi yang angkanya kerap dipangkas berulang kali. Hal ini bisa terjadi mengingat investasi adalah salah satu komponen pertumbuhan ekonomi selain konsumsi swasta, konsumsi pemerintah, serta ekspor netto.
"Kebetulan kita meng-
handle investasi sektor riil. Kalau penanaman modal ini bisa terealisasi, maka banyak tenaga kerja terserap dan bisa meningkatkan daya beli masyarakat. Sebenarnya kan pelemahan pertumbuhan ekonomi ini karena lemahnya daya beli, semoga banyaknya realisasi investasi bisa mendukung daya beli yang berimplikasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut," jelasnya.
Sebagai informasi, target realisasi investasi BKPM pada tahun ini adalah sebesar Rp 519,5 triliun, meningkat dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya Rp 463,1 triliun. Dari angka tersebut, sebanyak Rp 307 triliun atau 59,1 persen dari total investasi berasal dari PMA dan sisa 40,9 persen sisanya berasal dari PMDN.
Sedangkan pada tahun depan, BKPM menargetkan realisasi investasi di angka Rp 594 triliun atau meningkat 14,3 persen dibanding target tahun ini yang sebesar Rp 519,5 triliun.
(ags/gen)