Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin terpuruk, setelah kembali ditutup melemah 1,18 persen atau 56,52 poin ke level 4.714,75 pada Selasa (28/7). Sejak awal tahun, bursa saham nasional tercatat memiliki kinerja terburuk di Asean, di mana Rp 350 triliun menguap dari pasar modal.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sejak awal tahun IHSG telah anjlok 9,8 persen. Koreksi tersebut lebih besar dibandingkan dengan penurunan bursa saham negara-negara tetangga, seperti indeks saham Singapura yang melemah 2,5 persen, indeks Malaysia turun 3,49 persen, dan indeks Thailand melorot 5,98 persen.
Dari sisi nilai kapitalisasi pasar, bursa saham Indonesia mengalami penurunan nilai dari Rp 5.228 triliun pada akhir 2014 menjadi Rp 4.878 triliun pada hari ini. Maka jika dihitung, tercatat Rp 350 triliun telah ‘kabur’ dari pasar modal Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Asia, indeks dengan pertumbuhan positif sejak awal tahun adalah indeks Jepang yang menanjak 17,47 persen. Sementara di Asean pertumbuhan positif itu dicetak oleh indeks Filipina yang mampu meningkat 4,74 persen dari awal tahun.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan saat ini investor sedang mengalami ‘kekeringan’ sentimen, khususnya di dalam negeri. Sementara, sentimen dari luar negeri kebanyakan membawa imbas negatif ke pasar modal domestik.
“Kebanyakan orang masih menunggu data ekonomi Indonesia untuk semester I pada Agustus nanti. Hingga pengumuman tersebut, pasar kemungkinan masih terus volatile,” jelasnya saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (28/7).
Meskipun laporan keuangan semester I sejumlah bank telah dirilis, tetapi investor kurang mengapresiasi karena data Mei dianggap tidak sesuai ekspektasi.
“Apalagi, jumlah investor di bursa kita kebanyakan adalah asing. Asing paling banyak memiliki portofolio di sektor perbankan,” jelasnya.
Sementara dari eksternal, Satrio menilai jebloknya bursa saham Shanghai kembali membuat IHSG ikut terseret jatuh. Ia menilai pasar modal China tengah mengalami ledakan gelembung (bubble) aset.
“Bursa Shanghai itu sedang mengalami masa letusan bubble. Ibaratnya juga seperti penyakit bisul yang meletus,” katanya.
Lebih lanjut, Satrio menilai dalam masa-masa sekarang, pergerakan pasar modal Indonesia bakal cenderung melemah. Ia memprediksi, selama sepekan ini keadaan bursa saham Tanah Air bakal tidak jauh berbeda.
“Saya kira, selama seminggu ini pergerakan masih sideways dan cenderung melemah. Tapi memang saham-saham sedang murah. Ini bisa jadi momentum tepat untuk melakukan aksi beli,” kata Satrio.
Dalam perdagangan hari ini, KDB Daewoo Securities mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp 4,09 triliun. Investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 546,139 miliar.
Sebanyak 69 saham naik, 225 saham turun, 81 saham tidak bergerak, dan 207 saham tidak ditransaksikan. Sementara itu, sebanyak delapan sektor melemah, dipimpin oleh sektor finansial yang anjlok 2,34 persen dan sektor industri dasar yang turun 1,78 persen.
(ags)