Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen batubara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk mengalami penurunan laba bersih sebesar 31,22 persen menjadi Rp 795,6 miliar pada paruh pertama tahun ini dibandingkan perolehan periode yang sama 2014 senilai Rp 1,16 triliun. Hal itu disebabkan melonjaknya beban pokok penjualan perseroan.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Joko Pramono mengatakan volume penjualan perseroan perseroan pada semester I tahun ini sebenarnya naik menjadi 9,03 juta ton dari sebelumnya 8,83 juta ton.
“Volume penjualan ekspor naik 20 persen menjadi 4,41 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,66 juta ton, sementara untuk penjualan domestik mengalami penurunan 10 persen menjadi 4,62 juta ton dari 5,16 juta ton,” jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (29/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu menjadikan komposisi total penjualan batubara domestik sebesar 51 persen pada periode Januari-Juni 2015, dan untuk total pasar ekspor sebesar 49 persen. Sayangnya, penaikan volume penjualan diikuti pelemahan harga jual rata-rata.
“Harga jual rata-rata tertimbang pada periode Januari-Juni 2015 terkoreksi turun 3 persen menjadi sebesar Rp 703.005 per ton dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014 sebesar Rp 726.766 per ton,” jelasnya.
Joko melanjutkan, untuk harga jual rata-rata ekspor pada periode Januari-Juni 2015 menjadi sebesar US$ 61,37 per ton dari harga pada periode yang sama tahun 2014 sebesar US$ 72 per ton.
Namun kendati harga jual melemah, capaian pendapatan Bukit Asam pada paruh pertama tahun ini masih meningkat tipis 1,31 persen menjadi Rp 6,51 triliun, dari Rp 6,43 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Beban PokokSayangnya, peningkatan pendapatan tersebut juga diikuti oleh menanjaknya beban pokok penjualan hingga 11,39 persen menjadi Rp 4,79 triliun pada semester I tahun ini, dari Rp 4,3 triliun pada paruh pertama 2014. Hal itu merupakan faktor utama penurunan laba bersih perseroan pada kali ini.
Dari segi aset, per Juni 2015, Bukit Asam mencetak nilai Rp 15,22 triliun, atau naik dari posisi Desember 2014 senilai Rp 14,81 triliun. Sementara itu, liabilitas perseroan per Juni 2015 senilai Rp 6,43 triliun, sedangkan ekuitas mencapai Rp 8,79 triliun.
Todd Showalter, analis PT Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan pihaknya memprediksi rasio pengupasan naik ke level 5x dan pelemahan harga jual batubara bakal berimbas kepada margin laba Bukit Asam pada semester II 2015.
“Kami juga sedang melakukan
review terhadap asumsi harga batubara pada jangka panjang karena perkembangan terakhir di China yang telah membuat prospek jangka panjang untuk harga komoditas, terutama batu bara, lebih negatif. Hal itu karena pertumbuhan ekonomi China terlihat melambat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya,” ujarnya dalam riset, Rabu (29/7).