Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelakasana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mencatat terdapat 20 kargo gas alam cair yang belum memiliki kontrak penjualan (
uncomitted) pada tahun ini. Berlebihnya pasokan
liquefied natural gas (LNG) antara lain disebabkan oleh berakhirnya kontrak-kontrak penjualan periode yang lalu.
"Sekarang semakin banyak
uncommited LNG, ada 20 kargo yang
uncommited," ujar Kepala Bagian Humas SKK Migas, Elan Biantoro di kantornya, Rabu (29/7).
Elan menjelaskan banyaknya LNG yang belum terjual pada tahun ini tak lepas dari batalnya komitmen pembelian sejumlah perusahaan domestik, antara lain PT PLN (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang selama ini menyerap cukup besar gas alam nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Elan mengatakan akan meninjau kapasitas serta kemampuan menyerap para calon pembeli gas dari domestik pada tahun depan.
"PLN masih lebih baik. PGN yang agaknya berekspektasi terlalu tinggi," tuturnya.
Sebelumnya di hadapan anggota DPR, SKK Migas memperkirakan jumlah LNG
uncomitted akan mencapai 41,8 kargo pada tahun ini. LNG skala besar tersebut berasal dari dua fasilitas pengolahan gas alam di Bontang, Kalimantan Timur dan Tangguh di Papua.
Dari jumlah tersebut, terdapat 20,9 kargo gas yang telah dijadwalkan akan dijual menggunakan mekanisme
spot di pasar regional.
Wakil Kepala SKK Migas M. Zikrullah menggatakan pihaknya telah mengajukan surat izin kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said untuk bisa menjual puluhan kargo gas tersebut ke pasar
spot.
"Rasanya (izin) jualan
spot, sudah diajukan. Dan mestinya sudah karena sekarang sudah akhir Juli," katanya.
(ags/gen)