Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis proyek pembangkit listrik di 47 wilayah terdepan Indonesia bisa direalisasikan sebelum 17 Agustus 2015.
Untuk mengejar target yang merupakan instruksi dari Presiden Joko Widodo itu, jajaran Kementerian ESDM menyatakan lebih memilih membangun pembangkit listrik tenaga diesel atau solar ketimbang energi terbarukan.
Padahal dalam proyeksinya mengenai komposisi bauran energi (energy mix), pemerintah akan menggenjot pemanfaatan energi terbarukan menjadi 25 persen hingga 2025 dari posisinya saat ini 6 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu tahap pertama dengan diesel, kemudian kita hybrid dengan energi terbarukan. Kan kalau energi baru waktunya akan lama," ujar Jarman, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM di kantornya, Selasa (28/7).
Dipilihnya pembangkit berbasis energi minyak solar, kata Jarman, didasarkan pada faktor angka kebutuhan. Menurutnya, dengan kebutuhan listrik mencapai 500 kilo volt (kv) akan jauh lebih efiktif jika di 47 wilayah tersebut dibangun pembangkit diesel.
"Tapi nantinya diesel (hanya) sebagai pelengkap saja, selebihnya energi baru. Abis itu ketika demand naik kita pakai energi baru," tuturnya.
Selain menyelesaikan konstruksi pembangkit, Jarman mengatakan saat ini pihaknya juga tengah mematangkan konsep pengoperasian pembangkit-pembangkit yang kan diluncurkan oleh presiden itu. Karenanya, jajaran Kementerian ESDM akan terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menyukseskan program ini.
"Kita sedang siapkan waktunya Presiden untuk (meresmikan) ini. Jadi rencananya presiden akan launching nyalanya 47 lokasi dipulau terluar, sesuai dengan janji pemerintah," tuturnya.