Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fadel Muhammad mengapresiasi keberhasilan produk perikanan Indonesia menembus pasar Amerika Serikat tanpa dikenakan tarif bea masuk sepersen pun.
Fadel mengatakan bukan suatu hal yang mudah bagi sektor perikanan Indonesia untuk diakui oleh pasar negeri Paman Sam itu. Pasalnya, regulasi keamanan dan standar pangan yang masuk ke Amerika Serikat sangatlah ketat.
Ia menilai, kampanye Indonesia terhadap aksi illegal fishing menjadi salah satu faktor Amerika memberikan fasilitas 0 persen terhadap produk perikanan Indonesia. Ia menilai kinerja KKP di bawah kepemimpinan Susi Pudjiastuti turut memberikan kontribusi tehadap keputusan regulator Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah lama perjuangan kita, tapi baru berhasil sekarang, saya bilang selamat buat Ibu Susi, karena berhasil membuat tarif jadi nol, itu luar biasa," ujar Fadel saat berbincang dengan CNN Indonesia usai menghadiri acara silaturahmi di KKP, Jakarta, Jumat (31/7).
"Karena kebutuhan juga. Di Amerika sekarang bahan baku menurun, tinggal di negeri kita yang paling besar," ujar Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan era Kabinet Gotong Royong jilid I itu.
Dengan pembebasan itu, Fadel menilai, peluang ekspor Indonesia akan semakin besar sehingga memacu peningkatan produksi sektor perikanan dalam negeri untuk diekspor.
Fadel menilai saat ini Indonesia memiliki saingan yang berat dalam ekspor perikanan secara global. Tekanan terhadapa produk perikanan Indonesia pun dinilai akan smeakin berat seiring dengan pembebasan bea masuk tersebut.
"Seperti negara-negara Amerika Latin, Brazil, Peru itu saingan kita paling berat. Bahkan,Jepang mengeluh juga sekarang karena mereka tidak dapat perlakuan yang sama seperti kita," katanya.
Untuk diketahui, Pemerintah Amerika Serikat (AS) membebaskan bea masuk produk perikanan asal Indonesia setelah Presiden AS Barack Obama dengan persetujuan senat menandatangani pembaharuan dan perpanjangan skema Generalized System of Preference (GSP) pada Senin (29/7).
Melalui skema tersebut sejumlah produk perikanan Indonesia, seperti kepiting beku, ikan sardin,daging kodok, ikan kaleng, lobster olahan, dan rajungan bebas masuk Negeri Paman Sam tanpa dikenakan pungutan impor. Apabila sebelumnya tarif bea masuk ke AS berkisar 0,5 – 15 persen, maka dengan kebijakan ini menjadi 0 persen.
Saut Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) mengatakan AS merupakan pasar tujuan ekspor utama bagi produk perikanan Indonesia. Selama empat tahun terakhir , ujarnya, nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke AS terus meningkat.
KKP mencatat nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke AS pada 2011 sebesar US$ 1,07 miliar, meningkat terus menjadi US$ 1,15 miliar pada 2012 dan menjadi US$ 1,33 miliar 2013. Tahun lalu, nilainya kembali meningkat mencapai US$ 1,84 miliar .
"Pertumbuhan ekspor produk perikanan Indonesia ke Amerika Serikat mengalami peningkatan rata-rata sebesar 21,14 persen sejak tahun 2011," ujar Saut dalam keterangan persnya yang diterima CNN Indonesia, Kamis (30/7).
(gir/gir)