Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan menggelar
roadshow ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat guna meminta pengurangan tarif impor untuk produk perikanan asal Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu fokus pekerjaan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam enam bulan ke depan setelah sebelumnya fokus memerangi kegiatan
illegal fishing.
“Rencana kami akan
roadshow untuk permohonan pengurangan impor tarif produk Indonesia,” ujar Susi di Istana Kepresidenan, Senin (22/6).
Meskipun belum mengungkapkan negara-negara mana saja yang menjadi target
roadshow-nya, namun pada 5 Juni 2015 lalu Susi telah mengumpulkan para Duta Besar dari negara sahabat seperti Jerman, Norwegia, Vietnam, Hungaria, dan Afrika Selatan untuk mensinergikan program kemaritiman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di depan para duta besar, Susi menegaskan kembali akan tetap menjaga Indonesia dari praktek
Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU)
Fishing.
Selain itu, pada produk seafood, Ia juga berkomitmen untuk meningkatkan traceability dan berharap negara-negara yang hadir dalam pertemuan itu bisa mengadvokasi produk Indonesia di Eropa dan Amerika Serikat untuk tidak dikenakan impor tarif.
”Hal itu sebagai insentif atas kita memerangi IUU, berarti kita sudah
committed kepada
sustainability dan
traceability," ujar Susi.
Imbas El NinoMenurut pendiri PT ASI Pudjiastuti, operator maskapai Susi Air tersebut upaya untuk menurunkan tarif impor produk perikanan Indonesia karena ia memperkirakan dalam waktu dekat produksi perikanan Indonesia bakal meningkat. Fenomena el Nino atau meningkatnya suhu permukaan laut disebut Susi mampu meningkatkan hasil laut Indonesia.
“Kalau musim ikan itu bagus saat musim kemarau panjang. Musim besar namanya kalau di perikanan yang berlaku sekitar 6-7 bulan,” kata Susi.
Oleh karena itu selain akan meminta penurunan tarif impor produk perikanan Indonesia dari negara tujuan ekspor utama, Susi mengaku telah menginstruksikan jajarannya di Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menjalankan program pemberdayaan bagi nelayan tangkap.
“
Illegal fishing tetap menjadi prioritas utama, karena tanpa itu nelayan tidak dapat ikan. Sekarang kan nelayan tradisional bisa dapat ikan banyak, lalu yang kedua pemberdayaan nelayan ada dari pembudidaya. Kami juga akan memfasilitasi agar nelayan pemilik kapal bisa mendapat pinjaman bank lebih mudah,” katanya.
(gen)