Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali mengalami pelemahan karena minimnya sentimen positif, sementara pelaku pasar masih menanti rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II pada Rabu nanti.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities mengatakan pada perdagangan Selasa (4/8) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.770-4.785 dan resisten 4.825-4.845. Menurutnya laju IHSG mencoba bertahan di atas area target support 4.715-4.750 dan sempat mampir ke area target resisten 4.810-4.817 meski closing di bawah area tersebut.
Tampaknya, kata Reza, sentimen dari rilis kinerja keuangan emiten mulai pudar dimana pelaku pasar sudah menyadari atau price in bahwa kinerja emiten mayoritas akan mengalami penurunan, Selanjutnya pelaku pasar kemungkinan akan mencermati kondisi dari bursa saham global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jika aksi jual masih berlanjut maka tidak menutup kemungkinan laju IHSG akan kembali melanjutkan pelemahannya. Tetap cermati berbagai sentimen yang akan bermunculan,” ujarnya dalam riset, Selasa (4/8).
Ia menilai dalam perdagangan sebelumnya laju IHSG akhirnya berakhir di zona merah setelah sempat mengalami kenaikan sepanjang sesi pertama. Harapan akan adanya kenaikan lanjutan terlaksana dengan pergerakan IHSG yang mampu menguat di tengah melemahnya sejumlah bursa saham Asia karena imbas laju bursa saham AS yang cenderung turun di akhir pekan sebelumnya.
“Apalagi dengan rilis inflasi yang cukup direspon positif pasar meski angka inflasi tersebut lebih tinggi dari sebelumnya tidak membuat laju IHSG melemah, justru bertahan di zona hijaunya. Pelaku pasar pun masih melakukan aksi beli,” jelasnya.
Akan tetapi, lanjut Reza, tidak lama kemudian laju IHSG mulai berbalik melemah di pertengahan sesi kedua seiring kembalinya pelaku pasar melancarkan aksi ambil untung. “Aksi ini cukup wajar dilakukan jika melihat dari penutupan akhir pekan sebelumnya yang menguat signifikan, terutama beriringan dengan berakhirnya rilis kinerja keuangan emiten kuartal II 2015,” ujar Reza.
Kepala Riset PT First Asia Capital David Sutyanto mengatakan IHSG kemarin bergerak bervariasi di tengah minimnya insentif positif di pasar. Aksi beli selektif terutama melanda saham emiten bank BUMN berkapitalisasi besar seperti saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang kemarin menguat 4,5 persen.
“Sedangkan aksi ambil untung terutama melanda saham sektor konsumsi, perdagangan, dan pertambangan. IHSG akhirnya ditutup relatif flat melemah 2 poin di 4.800,182,” jelasnya.
Sementara, menurutnya penguatan lanjutan IHSG tertahan setelah pasar kawasan Asia kemarin cenderung bergerak di teritori negatif. Sentimen negatif kawasan Asia kemarin dipicu data manufaktur China yang kembali mengindikasikan perlambatan ekonomi negara tersebut. Indeks Caixin Final Manufacturing China Juli lalu turun ke 47,8 terendah sejak Juli 2013.
“Dari domestik data inflasi Juli sebesar 0,93 persen secara bulanan dan 7,26 persen secara tahunan, cenderung direspon positif karena sudah diperkirakan sebelumnya,” katanya.
Menurut David, pasar memperkirakan inflasi ke depan cenderung akan turun pasca Idul Fitri. Saat ini pasar tengah menanti data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II yang diperkirakan masih di bawah 5 persen, namun lebih tinggi dari kuartal pertama sebesatr 4,7 persen secara tahunan.
David menambahkan, Wall Street tadi malam bergerak di teritori negatif setelah harga komoditas kembali anjlok menyusul meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi setelah aktivitas manufaktur China Juli lalu kembali mengalami kontraksi.
Indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,52 persen dan 0,28 persen tutup di 17.598,20 dan 2.098,04. Harga minyak mentah di AS kembali anjlok 3,81 persen di US$ 45,72 per barrel.
“Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi, namun cenderung terkoreksi menyusul minimnya insentif positif. Pasar juga mencermati pergerakan rupiah atas dolar AS yang sudah menembus level Rp 13.500 per dolar AS, IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4.770 dan resisten di 4.830,” jelasnya.
(gir/gir)