Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menyatakan telah menerima pinangan dari pabrikan minyak dan gas dunia, Repsol, untuk mengembangkan produksi hulu dan hilir di Aljazair. Selain Repsol, perusahaan minyak asal Aljazair, Sonatrach juga berminat untuk meminta bantuan Pertamina dalam melakukan kegiatan produksinya.
"Kita pertahankan kinerja overseas yang terus meningkat. Belum lama ini, kita lakukan kunjungan ke Aljazair dan ternyata
oil company seperti Repsol minta produksi
upstream dan
downstream," ujar Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam di Jakarta, Rabu (5/8).
Kendati demikian, belum ada kesepakatan dari kedua perusahaan karena Pertamina sedang memilih tawaran terbaik yang ditawarkan oleh Repsol. Namun dengan adanya kerjasama ini, diharapkan produksi minyak overseas bisa meningkat lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, produksi minyak
overseas Pertamina mengalami lonjakan dari Semester I tahun lalu yang sebesar 58,08 ribu barel minyak per hari (MBOPD) menjadi 75,09 MBOPD pada semester I tahun ini. Produksi minyak luar negeri pada semester I tahun ini mengambil porsi 27,04 persen dari produksi minyak Pertamina harian secara total yaitu 274,04 MBOPD.
Sedangkan hingga akhir tahun, proyeksi produksi minyak gabungan overseas dan domestik diharapkan bisa mencapai 283 MBOPD, atau 3,27 persen lebih besar dengan produksi minyak harian Pertamina saat ini.
Selain Repsol, Pertamina mengaku telah menerima tawaran dari perusahaan minyak Sonatrach untuk mengelola jasa perminyakan, khususnya pengeboran dan juga seismik. Syamsu menyatakan bahwa kerjasama tersebut ditujukan bagi PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dan juga PT Elnusa karena memiliki kemampuan untuk melaksanakan hal itu di negara Afrika Utara tersebut.
"Kenapa kedua perusahaan tersebut? Karena ada sekitar 40 persen kegiatan driling di Aljazair tidak bisa dieksekusi, begitupun dengan kemampuan seismik. Kita punya Elnusa yang punya kemampuan itu untuk seismik, tapi semua kerjasama yang ditawarkan tergantung dengan kemampuan Pertamina juga" jelas Syamsu.
Selain jasa perminyakan, Syamsu mengatakan bahwa Sonatrach juga menawarkan kegiatan eksplorasi hingga produksi hilir. Sebagai tahapan awal kerjasama, rencananya Sonatrach akan mengirim perwakilan ke Indonesia untuk belajar mengenai eksplorasi
offshore.
"CEO-nya minta beberapa orang ke sini untuk belajar soal
offshore dalam beberapa waktu ke depan ini," jelasnya.
Sebagai informasi, kegiatan Pertamina di Aljazair dimulai sejak tahun 2013 lalu di mana perusahaan mengakuisisi kepemilikan hak partisipasi ConocoPhillips Algeria Ltd, anak perusahaan ConocoPhilips, yang terdapat di Blok 405a, Aljazair dengan nilai Participating Interest (PI) sebesar 65 persen. Untuk memperoleh hak tersebut, Pertamina sampai harus merogoh kocek sebesar US$ 1,75 miliar.
Syamsu menjelaskan, bahwa di Blok 405a tersebut terdapat tiga lapangan minyak yaitu Menzel Lejmat North (MLN), Ourhoud, dan EMK. Di antara ketiga blok tersebut, Pertamina hanya boleh mengelola Blok MLN secara penuh dan menerapkan sistem Reservoir Development Plan.
(gir/gir)