Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mempertimbangkan opsi sekaligus membuka peluang impor beras apabila dampak kekeringan yang diakibatkan fenomena alam el Nino menyebabkan sebagian besar daerah di Indonesia dilanda kekeringan.
"Kalau kuat dampak-nya pasti makin banyak sawah kering, nah sekarang sedang dipertimbangkan apa solusi-nya. Hal ini juga bukan soal impor atau tidak impor, tapi tergantung bagaimana dampaknya," kata JK di kantornya awal pekan ini.
JK mengaku telah menugaskan para menteri terkait untuk mengkaji lebih jauh dampak el Nino di sejumlah daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil membenarkan izin impor beras bisa saja diterbitkan pemerintah mengingat kekeringan yang meluas di beberapa daerah.
"Kalau besar pengaruhnya barangkali terhadap produk pangan itu apakah perlu impor atau tidak. Nanti akan dilakukan studi yang lebih mendalam," kata Sofyan seraya mengatakan pemerintah akan mengambil keputusan terkait impor pangan tersebut pada pekan ini.
Namun, menurut mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut tak selamanya fenomena el Nino ini berdampak negatif. Bagi sektor kelautan, fenomena ini malah menjadi berkah bagi nelayan karena bisa meningkatkan produksi ikan.
Siapkan Rp 3,5 TriliunGuna mengantisipasi krisis pangan yang terjadi akibat langkanya bahan pangan di pasar, pemerintah sendiri telah menyiapkan dana siaga menghadapi el Nino hingga Rp 3,5 triliun.
Namun Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengungkapkan bahwa dana Rp 3,5 triliun tersebut baru dapat dicairkan apabila keadaan sudah sangat mendesak.
"Harus didiskusikan dulu penggunaannya untuk apa, yang pasti ada cadangan Rp 3,5 triliun untuk cadangan beras pemerintah dan stabilisasi pangan," ujar Askolani.
(gen)