Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan 22 dari 54 proyek yang diyakini bakal meningkatkan kinerja ekspor dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional bisa selesai akhir tahun ini. Tidak puas dengan capaian tersebut, Kepala BKPM Franky Sibarani mengaku akan memantau perkembangan sampai 100 proyek investasi sehingga bisa membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi.
"Pemantauan terhadap proyek investasi yang sedang memasuki tahap konstruksi ini memiliki arti penting. Selain menunjukkan investasi tetap bergeliat tentunya juga mampu mendorong pergerakan ekonomi," jelas Franky melalui keterangan pers dikutip Jumat (7/8).
Mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu mengatakan memang sejak awal BKPM telah fokus pada 100 proyek investasi riil yang diharapkan bisa selesai lebih cepat, namun hal tersebut kian menjadi prioritas demi membantu percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian melemah. Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2015 melambat menjadi 4,67 persen dari 4,7 persen di kuartal sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Franky melanjutkan, sebelumnya BKPM telah melakukan pemeriksaan terhadap 54 dari 100 proyek tersebut, dimana 22 proyek diantaranya siap terealisasi penuh tahun ini. Kendati akan melakukan pemantauan pada 46 proyek investasi berikutnya, namun Franky berjanji untuk tetap melihat perkembangan 54 proyek yang telah dipantau sebelumnya.
"BKPM juga akan tetap memantau 54 proyek tersebut untuk memastikan proyeksi potensi ekspor dan penyerapan tenaga kerja di atas dapat terealisasi. Realisasi tersebut dapat memberi sinyal positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," tambah Franky.
Sebagai gambaran, ke-54 proyek yang tengah dipantau BKPM memiliki nilai investasi sebesar US$ 13,62 miliar dan bisa menghasilkan ekspor sebesar US$ 3,33 miliar per tahun serta mampu menyerap 44 ribu tenaga kerja. Bahkan menurut perhitungan yang dilakukan instansinya, tahun ini saja bisa terjadi pengurangan impor sebesar US$ 744 juta apabila konstruksi dari sebuah proyek petrokimia bisa selesai tahun ini.
Sedangkan 100 proyek yang tengah dipantau BKPM secara total memiliki nilai investasi sebanyak US$ 17,57 miliar, atau senilai Rp 219,66 triliun yang terdiri dari industri 64 proyek, pembangkit listrik 14 proyek, perkebunan 6 proyek, jasa pertambangan 1 proyek, transportasi 3 proyek, pariwisata 11 proyek dan peternakan 1 proyek.
"Proyek investasi ini juga menunjukkan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu 1 hingga 2 tahun mendatang yang semakin meningkat karena adanya penyerapan tenaga kerja, peningkatan ekspor dan pengurangan impor," pungkas Franky.
Sebagai informasi, tahun ini BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 519,5 triliun, atau meningkat dibanding capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp 463,1 triliun. Dari angka tersebut, sebanyak Rp 307 triliun, atau 59,1 persen dari total investasi berasal dari PMA dan sisa 40,9 persen sisanya berasal dari PMDN.
Pada pemberitaan sebelumnya, disebutkan bahwa realisasi investasi pada tahun ini bisa mencapai Rp 530 triliun, atau lebih tinggi 2,02 persen dibanding target awal. Optimisme tersebut terlihat dari capaian realisasi investasi semester I 2015 sebesar Rp 259,7 triliun atau 50 persen dari target realisasi tahun ini.
Sedangkan pada tahun depan, BKPM menargetkan realisasi investasi di angka Rp 594 triliun atau meningkat 14,3 persen dibanding target tahun ini yang sebesar Rp 519,5 triliun.
(gen)