Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menaikan harga jual bahan bakar gas (BBG) dari angka Rp 3.100 per liter setara premium (lsp) menjadi Rp 4 ribu per lsp. Hal ini dilakukan guna meningkatkan margin pengusaha sehingga semakin banyak yang tertarik mengembangkan usaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
Meski begitu Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Setyorini Tri Hutami menyatakan masih mengkaji besaran margin yang bakal diberikan kepada pemilik SPBG.
"Masih dikaji opsinya dan kami belum bisa menyampaikan," ujar Rini saat dihubungi, Selasa (11/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya I Gusti Nyoman Wiratmaja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM mengungkapkan rencana pemerintah menaikkan harga jual BBG didasarkan pada tingginya harga beli gas dari sumbernya yang kini mencapai US$ 4,72 per mmbtu. Dengan margin yang tipis, pemerintah menilai pengusaha terkesan berat hati untuk menanamkan investasinya di bisnis hilir gas lantaran margin yang kecil.
Oleh karenanya, saat ini Direktorat Jenderal (Ditjen) Migas tengah menyusun Surat Keputusan terkait penyesuaian harga jual BBG.
"Secara lisan pimpinan sudah setuju, sepanjang harganya kurang dari 60 persen dari Premium pasti masih menarik,” tambah Wiratmaja seperti dikutip dari laman Ditjen Migas.
Di kesempatan yang sama, Kementerian ESDM juga berencana membagikan sekitar 2 ribu converter kit untuk kendaraan umum. Hal ini akan dilakukan secara bertahap agar penggunaan BBG sebagai sumber energi kendaraan dapat meningkat.
Akan tetapi, lantaran program pengadaan converter kit merupakan domain Kementerian Perindustrian, maka Kementerian ESDM akan lebih dulu merekomendasikan ke meja Presiden terkait revisi Peraturan Presiden (PP).
“Kalau ini disetujui ada sekitar 2 ribu unit converter kit. Tadinya kami mau menyebarkan banyak, sekitar 10 ribu lebih, tapi waktunya tidak akan cukup,” kata Wiratmaja.