Menteri ESDM Tunjuk BPPT Sebagai Penilai Kelayakan Proyek

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Senin, 10 Agu 2015 17:40 WIB
Pihak swasta yang melakukan studi kelayakan dan mengerjakan FEED selama ini dinilai terlalu lambat dalam menyelesaikan tugasnya.
Menteri ESDM Sudirman Said (kiri). (ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam merencanakan hingga mempercepat pembangunan infrastruktur di sektor energi dan pertambangan.

Nantinya, Kementerian ESDM akan mempercaya BPPT sebagai penganalisa kelayakan proyek melalui feasiblity studies (FS) yang dilakukannya. Tidak hanya itu, BPPT juga akan kebagian pekerjaan Front End Engineering Design (FEED) di beberapa proyek infrastruktur yang dimiliki Kementerian ESDM dan PT Pertamina (Persero).

"Selama ini kan FS dan FEED pakai konsultan. Nanti kami akan menyiapkan project plan bersama dan kalau oke tinggal lelang," ujar Menteri ESDM Sudirman Said usai penandatangan kesepakatan bersama antara Kementerian ESDM, BPPT dan Pertamina di Jakarta, Senin (10/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudirman mengungkapkan, rencana kerjasama dengan BPPT tak lepas dari molornya beberapa proyek internal Kementerian ESDM menyusul terlambatnya pengerjaan desain hingga pembangunan infrastruktur yang selama ini dilakukan oleh pihak swasta.

Berangkat dari hal tersebut, mantan bos PT Pindad (Persero) ini akan memberdayakan BPPT untuk mengerjakaan FS hingga FEED pada proyek ketenagalistrikan serta energi baru dan terbarukan (EBT) nasional.

"Pak Wakil Presiden sudah memberi arahan dan fokus pada beberapa bidang termasuk energi. Tapi karena 2015 sudah jalan, jadi (baru dimulai) 2016," ujar Sudirman.

Di kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo meyakini adanya kerjasama antara Kementerian ESDM dan BPPT akan memberi dampak yang positif pada sisi teknis atau pada penggunaan teknologi. Akan tetapi, kata Indroyono rencana kerjasama tadi juga harus dikoordinasikan di tingkat nasional dengan menggandeng Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan lembaga lain.

Hal ini agar Bappenas juga berperan dalam merancang arah sekaligus bentuk program termasuk conseptual design dan engineering.

"Untuk itu juga perlu koordinasi yang kuat dengan BPPT, LIPI dan klaster-klaster perguruan tinggi," kata putra dari Soesilo Soedarman ini. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER