Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini akan tetap menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen sampai 6 persen ketika membacakan pidato nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 siang nanti. Angka tersebut merupakan hasil kesepakatan antara Kementerian Keuangan dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat yang dicapai pada 22 Juli 2015 lalu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku akan sangat menantang bagi pemerintah untuk bisa merealisasikan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen tahun depan. Ditambah lagi, sampai saat ini belum ada indikasi faktor eksternal yang dapat membantu menopang tercapainya target tersebut.
Oleh karena itu, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menyebut kerja keras dan optimisme adalah satu-satunya modal utama pemerintah untuk mencapai target tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita masih punya waktu untuk mencapai kesana. Memang perlu kerja keras untuk sampai kesitu. Buat target tidak hanya harus optimistis tapi juga perlu kerja keras," ujar Darmin saat ditemui usai menghadiri acara Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (14/8).
Ia menambahkan kerja keras untuk menggenjot perekonomian tidak hanya dibebankan ke pemerintah. Ia menyinggung lembaga negara lain harus bersama-sama bekerja keras menstabilkan perekonomian Indonesia. Pasalnya menurut Darmin, mustahil mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa stabilisasi perekonomian.
Ubah OrientasiSaat mengikuti Forum Koordinasi Stabilisasi Sistem Keuangan (FKSSK) kemarin, pria Tapanuli tersebut sempat meminta pemerintah untuk mengubah orientasi dalam mengelola perekonomian Indonesia. Darmin menilai di tengah gejolak perekonomian global yang tidak pasti dan melambatnya ekonomi nasional, sangat tidak tepat bagi pemerintah untuk mengedepankan target pertumbuhan ekonomi.
Darmin yang menggantikan Sofyan Djalil sebagai manajer tim ekonomi pemerintah mengatakan sangat sulit untuk ngotot mengejar pertumbuhan apabila stabilitas ekonomi di level bawah tidak dijaga.
"Stabilitas itu perlu sekali. Hal itu memang akan sedikit mengganggu pertumbuhan, tapi toh pertumbuhan juga melambat kan. Tidak ada cara yang instan untuk mengangkat perekonomian negara yang tengah berjalan lambat,” ujar Darmin, kemarin.
Pernyataan tersebut seolah membantah target muluk pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 5,7 persen yang ditetapkan pemerintah dalam tahun anggaran 2015.
Darmin dengan tegas meminta Jokowi untuk merelakan target tersebut tidak tercapai. Menurutnya kalaupun tidak bisa mengejar peningkatan pertumbuhan, paling tidak pemerintah bisa menghentikan perlambatan tersebut tahun ini.
“Perlambatan harus berhenti dulu baru kemudian dia membaik. Dari sisi stabilitasnya tidak terlalu terganggu, barangkali perlambatannya yang lebih banyak mengganggu,” kata Darmin.
(gen)