Proyeksi Bursa AS Positif karena Data Domestik

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 24 Agu 2015 01:21 WIB
Bursa saham AS diperkirakan akan terus membaik karena data-data perekonomian negara itu yang positif dan perusahaan AS akan tergantung pasar domestik.
Bursa saham AS diperkirakan akan terus positif karena data ekonomi dalam negeri yang membaik. (Reuters/Brendan McDermid)
New York, CNN Indonesia -- Manajer pengola dana dan analis saham mengatakan penjualan besar-besaran yang menyebabkan indeks Standard & Poor 500 turun lima persen dalam tiga hari lebih menggambarkan proyeksi emerging market dibandingkan kinerja perusahaan-perusahaan AS di kuartal keempat.

Alan Gayle, manajer portofolio dari RidgeWorth Investment, mengatakan bahwa perlambatan ekonomi China, resesi dan pertumbuhan yang lemah di negara-negara Amerika Latin seperti Brazil dan Chile, serta harga komoditas, membuat pialang tidak menggubris data ekonomi AS yang membaik.

“Ada perasaan khawatir yang besar terkait perlambatan di China, dan hal itu membayangi fakta bahwa perekonomian AS sekarang bagus dan perekonomian Uni Eropa juga semakin membaik,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjualan rumah di Amerika Serikat pada bulan Juli mencapai titik tertinggi sejak 2007. Sementara, penjualan mobil di negara itu semakin menunjukkan bahwa tahun ini akan menjadi tahun penjualan terbaik dalam satu dekade.

Perhatian akan kembali ke ukuran-ukuran ekonomi domestik ketika Bank Sentral Amerika atau the Fed memulai pertemuan tahunan di Jackson Hole, Wyoming, minggu depan.

Para investor akan mencari isyarat bahwa the Fed semakin khawatir dengan masalah-masalah global atau apakah Bank Sentral akan melanjutkan langkah menaikkan suku bunga pada September seperti yang sudah diperkirakan.

Bank Sentral mengatakan keputusan menaikkan suku bunga akan tergantung pada data seperti perbaikan data lapangan kerja dan pasar rumah. Jika the Fed mengisyaratkan rencana menaikkan suku bunga, sentimen investor terhadap Amerika Serikat dan emerging market akan semakin berbeda.

Catatan pertemuan Bank Sentral paling akhir yang dirilis Rabu (19/8) mengungapkan bahwa para pejabat the Fed khawatir dengan “penurunan harga minyak yang terjadi belakangan, dan kemungkinan dampak negatif dari perlambatan ekonomi di China”. Catatan ini membantu mendorong penjualan di bursa saham.

Pada saat bersamaan, Korea Utara mempersiapkan tentaranya untuk berperang pada Jumat (21/8) setelah Korea Selatan menolak ultimatum untuk menghentikan siaran anti-Pyongyang.

Kemungkinan perang, atau isyarat mengenai masalah global lain, bisa membuat saham AS terus turun dalam minggu ini.

Gina Martin adams, strategis ekuitas Wells Fargo, mengatakan bahwa perlambatan di China dan emerging market seperti Brazil berdampak pada perusahaan-perusahaan komoditas, tetapi tidak cukup besar untuk mempengaruhi perkiraan pendapatan 2015 dan 2016 bagi S&P 500 secara keseluruhan.

Pendapatan di kuartal kedua naik 0,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan ini lebih baik dari perkiraan sebelumnya yang menyebut akan ada penurunah sebesar 3,4 persen.

Biaya energi yang rendah akan menguntungkan perusahaan barang-barang sekunder, dan Martin Adams memperkirakan akan terjadi peningkatan pendapatan 12 persen, naik dari perkiraan semula sebesar 8 persen.

Pengelola reksa dana juga memperkirakan bahwa sebagian besar pendapatan perusahaan Amerika Serikat akan didapat dari pasar domestik.

Martin Adams memperkirakan indeks S&P 500 akan mencapai 2.222 dalam 12 bulan ke depan, 11 persen lebih tinggi dari 1.997 pada perdagangan tengah hari Jumat (21/8), setelah harga komoditas mencapai titik terendah dan terjadi perbaikan pendapatan.

“Arah pasar pada akhirnya akan lebih tinggi,” katanya. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER