Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah berencana menerbitkan surat utang (
bond) berdenominasi Yuan China dalam rangka diversifikasi pembiayaan defisit APBN.
Direktur Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) Robert Pakpahan menilai pasar keuangan China yang besar sangat potensial dijadikan sumber pembiayaan alternatif.
"Pasar China kan besar dan
saving-nya juga besar jadi kemungkinan bisa menarik pendanaan dari sana. Kita dapat masuk (menerbitkan obligasi) kalau di sana kita punya peluang," ujar Robert di Kementerian Keuangan, Senin (24/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting mengatakan penerbitan
Yuan Bond juga sebagai upaya diversifikasi instrumen pembiayaan. Menurutnya, diversifikasi ini penting sehingga penarikan utang Indonesia tidak hanya bersumber dari satu negara tertentu saja.
Opsi tersebut merupakan upaya pemerintah dalam mencari dana segar dengan melihat potensi pasar yang selama ini lebih didominasi surat utang berdenominasi dolar Amerika Serikat (
global bond) dan rupiah.
"Kalau kami lihat ada market potensial bisa kami akan kaji dulu insrumen yang bisa kami jadikan alternatif sumber pembiayaan. Biar tidak tergantung, kalau salah satu instrumen mahal, kita bisa ke instrumen lain," ujar Loto.
Terkait waktu penerbitan
Yuan Bond, Loto mengatakan pemerintah masih mengkaji waktu yang tepat.
"Kami kaji
market-nya dulu, nanti kami komunikasikan ke
middle office, apakah dari sisi pengelolaan portfolio masih sesuai maka itu bisa dipertimbangkan kalau misalnya peluang ada maka kami siap," ujarnya.
Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah Indonesia sudah mencari dana di pasar internasional melalui penerbitan beberpa surat utang berdenominasi valuta asing, antara
global bond, euro bond, dan
Samurai bond yang berdenominasi Yen Jepang.
(ags/gen)