Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro meminta seluruh komisi maupun Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk fleksibel dan realistis dalam melakukan pembahasan asumsi makro yang tercantum dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.
“Waktu kita mencantumkan asumsi dalam nota keuangan, semua berdasarkan rentang yang disepakati dengan DPR. Namun kita tentu harus realistis, melihat kondisi yang sebenarnya. Terutama setelah China mendevaluasi mata uang dan perkembangan terakhir lainnya,” ujar Bambang usai bertemu pimpinan DPR tadi malam di Gedung DPR, Senin (24/8).
Pertemuan itu sendiri menurut Bambang dilakukan pemerintah untuk menyamakan pandangan akan kondisi perekonomian nasional dan global terkini, yang akan terkait erat dengan asumsi makro dan target-target yang harus dicapai dalam pembahasan RAPBN 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tentunya kita harus keluar dengan asumsi yang lebih realistis, kira-kira begitu kesepakatannya dengan pimpinan DPR agar pembahasannya nanti bersama Komisi XI dan Badan Anggaran lancar,” jelasnya.
Sulit Diprediksi
Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memastikan ekonomi Indonesia tahun depan masih akan dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dunia yang makin sulit untuk diprediksi.
“Ekonomi dunia saat ini sangat dinamis, susah untuk memprediksi. Jadi kita harus melihat pada angka yang terakhir, kira-kira nilai tukar berapa, pertumbuhan ekonomi berapa yang kira-kira paling cocok untuk menggambarkan ekonomi tahun depan,” kata Bambang.
Ia menyebut sampai hari ini kondisi pasar dunia sangat buruk, tidak hanya terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah pusat menginstruksikan seluruh kementerian/lembaga dan meminta bantuan pemerintah daerah untuk bisa membantu meningkatkan belanjanya.
Sebagai informasi, berikut adalah indikator ekonomi makro yang diusulkan pemerintah dalam RAPBN 2016:
Pertumbuhan Ekonomi 5,5 persen
Inflasi 4,7 persen
Nilai tukar Rp 13.400 per dolar
Suku bunga SPN 3 bulan 5,5 persen
Harga minyak mentah Indonesia US$ 60 per barel
Lifting minyak 830 ribu barel per hari
Lifting gas 1.155 ribu barel setara minyak per hari
(gen)