Menkeu Tegaskan Indonesia Tidak Dalam Kondisi Krisis

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Selasa, 25 Agu 2015 07:59 WIB
"Karena tidak ada indikasi yang menyatakan Indonesia tengah mengalami krisis," ujar Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodojonegoro di Jakarta, Senin (27/7). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menegaskan kondisi perekonomian Indonesia saat ini tidak masuk kategori krisis seperti yang terjadi pada 1998 dan 2008 silam. Oleh karena itu, Bambang merasa pemerintah belum perlu membentuk satu pusat penanganan krisis seperti yang diusulkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.

“Saya pikir kita tidak bicara krisis saat ini, karena tidak ada indikasi yang menyatakan Indonesia tengah mengalami krisis,” ujar Bambang usai bertemu pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tadi malam di Gedung DPR, Senin (24/8).

Bambang masih meyakini bahwa pelemahan nilai tukar rupiah dan landainya realisasi pertumbuhan ekonomi sampai semester I 2015 di angka 4,7 persen bisa terobati dengan satu resep khusus yaitu peningkatan penyerapan anggaran kementerian/lembaga pemerintah di sepanjang semester II ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Mudah-mudahan kalau instruksi presiden diikuti semua pihak, saya yakin,” ujarnya.

Sebelumnya Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie menyebut kondisi ekonomi Indonesia sudah masuk kategori krisis dan butuh penanganan khusus dari pemerintah.

Pria yang kerap disapa Ical tidak menampik dalam banyak hal kondisi perekonomian Indonesia turut dipengaruhi oleh faktor eksternal. Ia menyebut sebanyak 80 persen pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia sebetulnya berasal dari masyarakat, sementara 20 persen sisanya ada pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Oleh karena itu, Ical menilai kebijakan pemerintah yang hanya fokus pada pencapaian target dalam APBN tidak bakal menyelesaikan persoalan. Terlebih penyerapan anggaran pemerintah pada semester pertama jauh di bawah 50 persen. Hal itu dipandang Ical telah semakin menambah beban perekonomian.

Menurutnya, pemerintah saat ini perlu memberikan dukungan terhadap dunia usaha untuk membantu mengatasi pelemahan ekonomi yang terjadi. Bukan malah menambah beban-beban baru seperti target tambahan pajak yang dipandang malah semakin memberatkan dunia usaha.

"Pemerintah perlu membentuk pusat krisis untuk menangani persoalan yang begini sulit," ujar Ical.

Ia mengaku wacana pembentukan pusat krisis tersebut telah diutarakan olehnya jauh-jauh hari. Dia khawatir sektor perekonomian menurun, dan itu terbukti ketika dia mengaku telah mendapati kabar bursa kembali turun lima persen tadi pagi.

"Saya juga ingin menyampaikan bahwa dolar sudah mencapai Rp 14 ribu. Ini jelas membahayakan perekonomian kita," kata dia.

Bagaimanapun, kata Ical, upaya pencarian jalan keluar kini berada di tangan pemerintah. Presiden Joko Widodo dalam hal ini seharusnya bisa diandalkan menjadi nakhoda pemerintahan lewat koordinasi bersama jajaran kementeriannya. Pusat krisis dianggap salah satu solusinya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER