Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akan memaksa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menggenjot produksi minyak dan gas di sejumlah sumur baru guna meraup penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang lebih tinggi pada tahun depan.
Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro menjelaskan beberapa sumur baru minyak dan gas (migas) yang bisa diandalkan antara lain lapangan Banyu Urip, Bukit Tua, Senoro, Husky-Madura, Matindok dan Kepodang.
Dalam Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, target PNBP dipatok sebesar Rp 280,29 triliun, meningkat 4 persen dibandingkan dengan rencana tahun ini Rp 269,1 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, produksi (lifting) minyak direncanakan sebesar 830 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas bumi 1,115 juta barel setara minyak per hari.
"Salah satu upaya yang dilakukan untuk menggenjot PNBP adalah meningkatkan pendapatan dari sektor minyak dan gas melaui peningkatan lifting minyak dan gas (Migas)," ujar Menkeu di Gedung DPR, Selasa (25/8).
Menurut Menkeu, penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) serta promosi lapangan gas baru seperti CBM dan shale gas pun akan digenjot guna meningkatkan cadangan migas.
Bambang mengatakan dalam waktu dekat ini sebuah kilang migas baru berkapasitas 300 ribu (Bph) di Bontang akan dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS).
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga akan menata ulang distribusi bahan bakar minyak (BBM) antara lain dengan melakukan pembelian minyak mentah secara langsung dari produsen minyak dengan kontrak jangka menengah. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan BBM nasional akan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan 21 hari.
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah berencana mengurangi impor minyak dengan cara menekan konsumsi minyak dan menggantikannya dengan pemanfaatan gas alam. Pemanfaatan gas tersebut terutama akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan energi domestik baik untuk transportasi maupun rumah tangga.
(ags)