Wall Street Bergerak Liar dan Anjlok Terimbas Gejolak China

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Rabu, 26 Agu 2015 06:01 WIB
Bank Rakyat China (PBOC) menurunkan suku bunga pinjaman satu tahun sebesar 25 basis poin setelah bursa sahamnya anjlok 8,5 persen pada Senin.
Bursa saham AS anjlok terkena sentimen negatif perlambatan ekonomi CHina. (REUTERS/Brendan McDermid)
Jakarta, CNN Indonesia -- bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) bergerak liar sebelum akhirnya melemah pada perdagangan Selasa (25/8). Setelah sempat melonjak hampir 3 persen, indeks acuan utama Wall Street terkoreksi pada menit-menit akhir perdagangan menyusul masih tingginya sentimen negatif dari perlambatan ekonomi China.

Mengutip CNN Money dan Reuters, indeks Dows Jones Industrial Averange (DJIA) ditutup turun 1,29 persen di level 15.666,44 setelah sempat melonjak 442 poin. Kondisi serupa juga dialami indeks Standard and Poor (S&P) 500 yang turun 1,35 persen menjadi 1.867,61. Sementara indeks Nasdaq terkoreksi 0,44 persen ke level 4.506,49.

Dalam enam hari perdagangan terakhir, indeks Dow Jones telah kehilangan 1.900 poin atau minus 11 persen. Sementara S&P 500 telah terkoreksi 11 persen dalam sepekan terakhir dan mencatatkan transaksi harian terburuk sejak 2011.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagian besar investor masih gugup untuk bertransaksi. Banyak yang menduga masih akan ada kejutan di hari-hari selanjutnya," ujar Paul Nolte, Manajer Investasi Kingsview Asset Management, Chicago.

Fenomena ini dinilai sebagai tanda terbaru dari kecemasan pelaku pasar terhadap dampak perlambatan ekonomi China terhadap perekonomian global, meskipun bank sentral China sempat meresponnya dengan memangkas suku bunga untuk kedua kalinya dalam dua bulan terakhir.

Bank Rakyat China (PBOC) menurunkan suku bunga pinjaman satu tahun sebesar 25 basis poin menjadi 4,6 persen dan mengurangi persyaratan cadangan modal perbankan sebesar 50 basis poin menjadi 18 persen. Kebijakan moneter itu diambil setelah bursa saham China anjlok 8 persen pada Selasa (25/8), melanjutkan kejatuhan hari sebelumnya 8,5 persen.

"Masih ada ketakutan. Perlu beberapa tanda-tanda untuk meyakinkan orang bahwa pasar pasar stabil dan tidak akan terguling dari tepi dan runtuh," kata Bruce McCain, kepala strategi investasi untuk Key Private Bank.

(ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER