Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kembali mengalami kontraksi menyusul kondisi pasar keuangan global yang lesu atau
bear market . Ketidakpastian ekonomi global membuat pelaku pasar cenderung menahan diri.
Seperti diketahui, IHSG telah jeblok 17,05 persen sejak awal tahun ini dan merupakan yang terburuk di Asean. Pelemahan tersebut diikuti oleh indeks Singapura yang anjlok 11,71 persen, Malaysia yang meluncur 10,59 persen, dan Thailand yang turun 8,81 persen. Di sisi lain, indeks Filipina mampu tumbuh 0,67 persen sejak awal 2015.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo mengatakan indeks Dow Jones AS (DJI) masih mengalami pelemahan. Bahkan, ia menyatakan bahwa pelemahan Dow Jones jauh di bawah target.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini artinya, Senin kita masih mandi darah lagi. IHSG masih akan tertekan,” jelasnya dalam ulasan, dikutip Minggu (23/8).
Selama ini, lanjutnya, ia menggunakan target double top dari DJI di level 16.900 sebagai support. Namun, karena level support tersebut sudah ditembus, maka ia mengaku terpaksa menggunakan alternatif lain, yaitu level 16.100 sebagai support pertama, dan 15.400 sebagai support kedua.
“Untuk IHSG, sementara saya memang masih menggunakan support di 4.300 – 4.200,” ungkapnya.
Akan tetapi, lanjutnya, karena support IHSG tersebut sudah sangat dekat dan sepertinya market minggu depan bakal sedikit panik karena meningkatnya aksi jual bersih (net sell) pemodal asing, ia menyatakan telah menyiapkan support cadangan.
“Net sell asing di hari Jumat kemarin sudah naik dari Rp 300-400 miliar menjadi Rp 500 miliar, saya agak khawatir kalau kedepan asing mulai lepas posisi di atas Rp 1 triliun per hari karena amunisi mereka memang masih banyak, maka saya rasakan perlu untuk mempersiapkan support cadangan. Support cadangan tersebut berada di kisaran 3.900 – 3.950,” jelasnya.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada menyatakan pada perdagangan Senin (25/8) IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4.295-4.310 dan resisten 4.350-4.408. Menurutnya, laju IHSG berada di bawah area target support 4.388-4.400 dan gagal mendekati area target resisten 4.458-4.505.
“Secara tren terlihat IHSG masih adanya peluang kembali melanjutkan pelemahannya. Terutama jika kondisi dari bursa saham global masih melanjutkan pergerakan di zona negatif,” jelasnya.
Dengan melihat telah dalamnya penurunan IHSG hingga mencatatkan minus yang besar sejak awal tahun, maka ia masih tetap berharap aksi jual dapat sedikit mereda untuk mengurangi penderitaan IHSG.
“Mungkin bisa juga digunakan untuk buyback pada area support secara bertahap. Meski demikian, tetap mewaspadai jika potensi pelemahan masih dapat berlanjut dan tetap cermati sentimen yang akan muncul,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, Irmawati Amran mengatakan aktivitas perdagangan saham di periode 18 Agustus 2015 hingga 21 Agustus 2015 secara rata-rata mengalami peningkatan jika dibandingkan sepekan sebelumnya.
“Rata-rata nilai transaksi harian meningkat sebesar 1,41 persen dari Rp 4,66 triliun menjadi Rp 4,73 triliun. Sementara itu rata-rata volume dan frekuensi transaksi masing-masing turun sebesar 5,03 persen dan 5,94 persen,” jelasnya dalam keterangan resmi.
Lebih lanjut, pada penutupan perdagangan Jumat (21/08), IHSG tercatat turun 2,39 persen jika dibandingkan penutupan sehari sebelumnya di level 4.441,911. Pada penutupan minggu lalu, IHSG ditutup di level 4.335,95. Level tersebut lebih rendah 5,44 persen dari akhir minggu sebelumnya pada titik 4.585,39.
(ags)