Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan kondisi gejolak perekonomian yang terjadi saat ini sangat berbeda jauh dengan yang pernah terjadi pada 1998 silam.
"Sangat beda jauh. Semuanya masih di bawah kontrol dan berbeda dengan kondisi sebelum krisis 1998," tegas Bambang saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (26/8).
Dia menambahkan bahwa indikator fundamental negara, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, sampai neraca perdagangan masih lebih baik daripada yang tercatat pada 1998.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inflasi di Indonesia pada 17 tahun silam jauh lebih tinggi dari catatan inflasi 2 persen sepanjang tahun ini.
"Ekonomi kita menyusut 14 persen pada saat itu. Sebaliknya, kita masih memiliki pertumbuhan positif 4,7 persen pada semester I 2015," kata Bambang.
Sementara dari sisi neraca perdagangan, Bambang menyebut Indonesia masih memiliki surplus US$ 1,33 miliar pada Juli 2015, dua kali lipat dibandingkan Juni yang hanya menorehkan surplus US$ 530 juta.
Minim Kredit MacetSelain itu, mantan Komisaris PT Pertamina (Persero) itu menilai sektor perbankan di tanah air saat ini masih sehat dengan kredit bermasalah (
Non Performing Loan/NPL) di kisaran 2,6 persen dan rasio kecukupan modal (
Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 20 persen.
Angka itu menurutnya cukup aman jika melihat batasan NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) yang berada di bawah 3 persen untuk NPL dan minimal 8 persen untuk CAR.
Namun, data BI juga menunjukkan bahwa cadangan devisa yang dimiliki Indonesia telah menurun menjadi US$ 107,5 miliar bulan lalu, dari bulan Juni sebelumnya yang mencapai US$ 108 miliar.
(gen)