Jakarta, CNN Indonesia -- Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde dijadwalkan akan menyambangi Indonesia pada 1-2 September 2015. Kedatangan Lagarde tersebut dalam rangka memenuhi undangan Konferensi Internasional "The Future of Asia's Finance" yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) di Gedung BI, Thamrin, Jakarta.
Kepala Departemen Internasional BI, Aida Budiman menjelaskan konferensi tersebut turut dihadiri oleh para petinggi bank sentral negara anggota IMF seperti Jepang, Kamboja, Australia, Sri Lanka, Laos dan India.
Ia mengatakan, join seminar BI-IMF ini telah direncanakan sejak setahun yang lalu. Indonesia dipilih sebagai tuan rumah konferensi karena dianggap berhasil keluar dari krisis Asia 1998 dan dapat mempertahankan kinerja ekonominya di tengah ketidakpastian global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tantangan Ekonomi Global dan Implikasinya bagi Para Pembuat Kebijakan di Asia" dipilih sebagai tema diskusi mengingat saat ini kawasan Asia sedang mengalami tantangan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya risiko gejolak di sektor keuangan global.
"Melalui konferensi ini, diharapkan dapat berkontribusi pada upaya peningkatan pembiayaan investasi infrastruktur sehingga dapat mendukung pelaksanaan program prioritas pembangunan pemerintah Indonesia," ujar Aida dalam konferensi pers di Gedung BI Pusat, Jakarta, Senin (31/8).
Tak hanya itu, Lagarde juga dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo beserta menteri-menteri ekonomi Kabinet Kerja di Istana Negara. Aida menjelaskan perkembangan ekonomi global akan menjadi salah satu topik pembicaraan antara Jokowi dengan pemimpin wanita pertama di IMF itu.
"Lagarde juga memberikan apresiasi terhadap kondisi makro dan moneter yang dipelihara oleh Indonesia yang dinilai sangat stabil," ujarnya.
Kabar kedatangan Lagarde sempat menimbulkan kabar bahwa Indonesia akan meminjam utang lagi kepada lembaga keuangan internasional itu.
Sebagai informasi IMF pernah mengucuri pinjamannya kepada Indonesia untuk memulihkan ekonomi setelah krisis 1997-1998 menghantam.
Guna melunasi pinjaman tersebut, IMF sejak saat itu berperan seperti otoritas di atas pemerintahan Indonesia, yang mengatur arah kebijakan ekonomi khususnya di periode awal reformasi lalu.
Menanggapi hal tersebut, Senior Resident Representative IMF untuk Indonesia, Ben Bingham mengonfirmasi beberapa spekulasi di media tentang kunjungan tersebut.
"Managing Director mengunjungi Indonesia untuk berpartisipasi dalam konferensi BI-IMF lama direncanakan tingkat tinggi tentang masa depan Keuangan di Asia," ujarnya.
Dia menegaskan, tidak ada niatan IMF untuk membicarakan mengenai program pinjaman dengan pemerintah Indonesia. Kunjungan tersebut murni untuk menghadiri acara yang di inisiasi Bank Indonesia (BI) tersebut.
"Spekulasi bahwa Managing Director mungkin di Indonesia untuk membahas program (Pinjaman) IMF dengan pemerintah tidak memiliki dasar," jelasnya.
(ags)