PHK Intai Buruh Pabrik Rokok, Bos Bea Cukai Enggan Disalahkan

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 03 Sep 2015 12:04 WIB
"Kalau naiknya tarif cukai proporsional, tentu tidak ada pengaruhnya. Ada faktor lain selain tarif, perlambatan ekonomi," ujar Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi.
Heru Pambudi, Direktur Jenderal Bea dan Cukai. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari).
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi membantah rencana penaikan target penerimaan cukai dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 akan memberatkan industri hasil tembakau dalam negeri.

Pemerintah mengusulkan target penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) naik sebesar 23 persen menjadi Rp 148,85 triliun. Angka tersebut setara dengan 95,72 persen dari total target penerimaan cukai tahun depan yang dipatok sebesar Rp 155,5 triliun.

Kebijakan tersebut mengakibatkan beban cukai yang harus ditanggung oleh produsen rokok menjadi semakin berat dan perusahaan terancam memangkas jumlah pegawai akibat beban biaya operasional yang membengkak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Heru membantah pemangkasan karyawan di industri rokok bukan semata-mata disebabkan oleh faktor kenaikan tarif cukai.

"Pemangkasan karyawan, kalau kenaikan tarif proporsional, tentu tidak ada pengaruhnyaa. Ada faktor lain sebagai penyebabnya, ada perlambatan ekonomi. Tidak usah bicara kenaikan tarif saja sudah ada faktor itu," ujar Heru di Jakarta, Kamis (3/9).

Tak hanya itu, ia mengatakan kenaikan tarif bukanlah satu-satunya instrumen untuk mengejar kenaikan target tahun depan.

"Kenaikan yang nominal dari Rp 138,9 triliun jadi Rp 155 triliun target cukai, nominal kenaikan bukan dikonversi satu-satunya hanya lewat tarif," ujarnya.

Ia juga membantah bahwa kenaikan target kenaikan tersebut tidak didiskusikan terlebih dahulu dengan pihak asosiasi perusahaan rokok. Ia mengaku ia telah memanggil pihak asosiasi untuk mencari alternatif lain dalam memenuhi target kenaikan penerimaan cukai.

"Kita harus menghitung, kenaikan nominal tidak hanya ke tarif, ada optimaliaasi hasil pendanaan, 23 persen itu juga hitungan teman-teman (asosiasi)," ujarnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER